Internasional

Perang Armenia-Azerbaijan Pecah, Erdogan 'Dukung' Negara Ini

luc, CNBC Indonesia
15 September 2022 07:51
Turkish President Tayyip Erdogan speaks at the Teknofest Black Sea, an aviation, space and technology festival, at Carsamba Airport in Samsun, Turkey September 3, 2022. Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES.
Foto: Pesiden Turki, Tayyip Erdogan (Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan angkat bicara terkait meletusnya perang antara Armenia dan Azerbaijan.

Dia mengatakan bahwa sikap Armenia terhadap Azerbaijan tidak dapat diterima dan akan memiliki konsekuensi. Adapun, bentrokan antarkedua negara telah berlangsung selama berhari-hari.

"Kami menemukan situasi yang terjadi karena pelanggaran perjanjian oleh Armenia - yang dicapai setelah perang (2020) yang mengakibatkan kemenangan Azerbaijan - tidak dapat diterima," kata Erdogan dalam rapat umum di Ankara, dikutip Reuters, Kamis (15/9/2022).

Armenia dan Azerbaijan, yang telah berselisih selama beberapa dekade atas wilayah Nagorno-Karabakh, menuduh satu sama lain memulai serangkaian bentrokan perbatasan yang meletus pada Senin malam.

"Kami berharap Armenia kembali dari jalan yang salah ini sesegera mungkin dan menggunakan waktu dan energinya untuk memperkuat perdamaian," tambah Erdogan.

"Sikap ini, tentu saja, akan menimbulkan konsekuensi bagi pihak Armenia, yang tidak hanya tidak memenuhi ketentuan perjanjian yang ditandatangani, tetapi juga terus-menerus menunjukkan sikap agresif."

Adapun, sebuah konflik di Kaukasus Selatan, di persimpangan Eropa, Asia, dan Timur Tengah, dapat menarik kekuatan besar seperti Rusia dan Turki sekaligus membahayakan jaringan pipa yang membawa minyak dan gas Kaspia ke barat.

Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan membahas pertempuran baru-baru ini ketika mereka bertemu di Samarkand, Uzbekistan akhir pekan ini.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Ukraina atau Taiwan, Perang Pecah di Wilayah Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular