
Bukan Ukraina atau Taiwan, Perang Pecah di Wilayah Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik militer antara Azerbaijan dan Armenia kembali terjadi di wilayah Nagorno-Karabakh pada Selasa, (13/9/2022). Hal ini meningkatkan ketegangan di wilayah itu setelah sebelumnya sempat berlangsung pada 2020.
Azerbaijan, yang membangun kembali kendali penuh atas wilayah itu pascakonflik 2020, mengakui ada korban di antara pasukannya. Di sisi lain, Armenia tidak menyebutkan kerugian, tetapi mengatakan bentrokan berlanjut semalam.
Meski begitu, kedua pihak saling menyalahkan atas konflik yang terjadi itu. Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia telah terlibat dalam kegiatan intelijen di perbatasannya.
Baku bahkan menuduh Armenia memindahkan senjata ke daerah itu dan telah melakukan operasi penambangan di wilayah yang paling berisiko itu.
"Beberapa posisi, tempat perlindungan, dan titik-titik yang diperkuat dari angkatan bersenjata Azerbaijan ... berada di bawah penembakan yang intens dari senjata berbagai kaliber, termasuk mortir, oleh unit-unit tentara Armenia," ujar Kementerian Pertahanan Azerbaijan dikutip Reuters.
"Akibatnya, ada kerugian personel dan kerusakan infrastruktur militer."
Media Rusia, Interfax, melaporkan Yerevan akan meminta perjanjian kerja sama dengan Rusia dan mengajukan banding ke blok keamanan yang dipimpin Moskow, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) serta Dewan Keamanan PBB.
"Penembakan intensif terus berlanjut - dimulai sebagai akibat dari provokasi skala besar oleh pihak Azerbaijan. Angkatan bersenjata Armenia telah meluncurkan tanggapan yang proporsional," papar Kementerian Pertahanan Armenia.
Konflik Nagorno-Karabakh sendiri pertama pecah pada akhir 1980-an ketika kedua belah pihak berada di bawah kekuasaan Soviet. Saat itu, pasukan Armenia merebut sebagian besar wilayah di dekat Nagorno-Karabakh.
Wilayah itu sendiri telah lama diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, namun memiliki jumlah populasi etnis Armenia yang besar.
Azerbaijan mendapatkan kembali wilayah-wilayah itu dalam pertempuran tahun 2020. Konflik itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia dan mengungsinya ribuan penduduk wilayah itu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Baru Pecah di Asia, Ratusan Orang Tewas