Internasional

Bukan Ratu Elizabeth, Banyak Kabar 'Duka' Datang dari Inggris

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 13/09/2022 17:55 WIB
Foto: Inggris (AP Photo/Alastair Grant)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Inggris tumbuh 0,2% month-to-month (mtm) pada Juli, lebih lambat dari yang diperkirakan yakni 0,4% karena terbebani biaya hidup yang melonjak. Hal ini tentunya menjadi kabar 'duka' bagi dunia, mengingat Inggris salah satu negara dengan nilai perekonomian terbesar semakin dekat dengan resesi.

Bank of England (BoE) sebelumnya telah memberi peringatan bahwa Inggris akan jatuh ke dalam resesi karena kenaikan suku bunga terbesar dalam 27 tahun dalam upaya memerangi inflasi.

Pertumbuhan ekonomi Inggris didorong oleh sektor jasa yang tumbuh sebesar 0,4% mtm pada Juli. Sedangkan sektor produksi maupun konstruksi turun masing-masing sebesar 0,3% dan 0,8% mtm. Ini merupakan penurunan kedua berturut-turut pada.


Sektor jasa ditopang oleh pertumbuhan informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 1,5% mtm pada Juli 2022 dan merupakan kontributor terbesar pertumbuhan layanan jasa. Kemudian kegiatan kesehatan manusia dan pekerjaan sosial tumbuh sebesar 0,8% mtm pada Juli 2022.

Output dalam layanan yang dihadapi konsumen tumbuh 0,6% pada Juli didukung oleh perdagangan besar dan eceran serta reparasi kendaraan bermotor yang tumbuh 4% mtm pada Juli 2022. Inggris juga diuntungkan dari menjadi tuan rumah Kejuaraan Sepak Bola EURO Wanita dan Commonwealth Games yang membuat output kegiatan hiburan dan rekreasi melonjak 8,1% mtm.

Sementara itu, output sektor produksi terbebani oleh pasokan listrik, gas, uap, dan AC yang anjlok 3,4% mtm padahal merupakan kontributor terbesar sektor ini.

Secara rinci, pembangkit listrik, transmisi dan distribusi, yang turun 4,4%. Kemudian manufaktur gas juga turun 0,5%. Permintaan listrik pun turun 2,3% pada Juli 2022, berdasarkan data yang dirilis oleh Departemen Bisnis Energi dan Strategi Industri (BEIS).

Permintaan energi turun karena tingginya harga kebutuhan rumah tangga, contohnya makanan, harga listrik yang melambung hingga 54% (point-to-point/ptp) dalam setahun terakhir.


(ras/ras)
Pages