Bukan Rusia-Ukraina, Daftar 8 Negara Bertetangga yang Memanas
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi. Hal ini didasari niat Rusia untuk 'membebaskan' Luhansk dan Donetsk dari kedaulatan negara tetangganya itu.
Nyatanya, konflik antara dua negara bertetangga tidak hanya terjadi antara Rusia dan Ukraina. Setidaknya ada beberapa negara bertetangga yang memanas akibat klaim teritorial.
Berikut daftar negara bertetangga yang 'memanas' sepanjang tahun ini:
1. Armenia-Azerbaijan
Konflik militer antara Azerbaijan dan Armenia kembali terjadi di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh pada Selasa, (13/9/2022). Hal ini membuka kembali konflik militer di wilayah itu setelah sebelumnya sempat berlangsung pada 2020 lalu.
Sengketa Nagorno-Karabakh sendiri pertama pecah pada akhir 1980-an ketika kedua belah pihak berada di bawah kekuasaan Soviet. Saat itu, pasukan Armenia merebut sebagian besar wilayah di dekat Nagorno-Karabakh.
Wilayah itu sendiri telah lama diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, namun memiliki jumlah populasi etnis Armenia yang besar.
Azerbaijan mendapatkan kembali wilayah-wilayah itu dalam pertempuran tahun 2020. Konflik itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia dan mengungsinya ribuan penduduk wilayah itu.
2. Yunani-Turki
Hubungan dua negara Mediterania ini memanas terkait Siprus Utara. Turki tetap mendorong bahwa wilayah itu merupakan bagian dari Republik Turki Siprus Utara sementara Athena menolaknya.
Selain itu, Turki dan Yunani juga memanas terkait tuduhan bahwa salah satu militer keduanya telah melakukan militerisasi di wilayah Kepulauan Aegean yang berlokasi antara kedua negara.
Konfrontasi antara keduanya terkait hal ini memuncak pada 2022. Terbaru, Turki menuduh Yunani telah melecehkan militernya yang terbang di dekat Kepulauan Aegean dengan mengunci pesawat itu dalam rudal pertahanan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ancaman keras pada Yunani. Dalam festival kedirgantaraan dan teknologi Technofest di provinsi Laut Hitam Samsun, ia mengatakan Athena harus kembali mengingat sejarah.
"Jika Anda pergi terlalu jauh, harganya akan berat. Kami memiliki satu hal untuk dikatakan kepada Yunani: Ingat Izmir," katanya dalam acara tersebut dikutip Anadolu Agency.
Pernyataan Erdogan ini sendiri merujuk pada perang antara Yunani dan Turki di tahun 1922. Saat itu, Turki berhasil merebut beberapa wilayah yang diduduki Yunani seperti Izmir.
"Ketika saatnya tiba, kami akan melakukan apa yang diperlukan. Seperti yang kami katakan, tiba-tiba, kami mungkin datang tiba-tiba suatu malam."
3. China-Taiwan
Hubungan antara China dan Taiwan juga akhir-akhir ini meruncing. Beijing semakin mengukuhkan klaimnya atas Pulau itu setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei.
China pun meluncurkan serangkaian latihan militer besar-besaran di dekat Taiwan. Hal ini untuk menegaskan lagi bahwa pulau itu adalah miliknya dan plot untuk memerdekakan Taiwan merupakan hal yang akan ditentang keras oleh Beijing.
Dengan situasi ini, Menteri Pertahanan (Menhan) Taiwan, Chiu Kuo-cheng, pada November tahun lalu bahkan memprediksi sinyal bahwa invasi China ke pulau itu mungkin dapat terjadi pada 2025 mendatang.
4. Korsel-Korut
Konflik antara dua Korea ini kembali memanas di tahun 2022. Hal ini dimulai dari langkah Korea Utara (Korut) yang meluncurkan beberapa rudal yang sedang diujinya.
Pyongyang beralasan bahwa hal ini merupakan haknya dalam melindungi negara. Negara pimpinan Kim Jong Un itu juga berdalih bahwa muncul ancaman besar dari Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, Korsel baru saja memilih Yoon Suk Yeol sebagai presiden barunya. Yoon merupakan figur yang cukup keras dengan Pyongyang dan mendalami hubungan pertahanan dengan AS.
Baru-baru ini, Seoul dan Washington juga melakukan latihan militer bersama yang dinamakan Ulchi Freedom Shield. Dalam latihan ini beberapa teknik perang dilibatkan seperti perang lapangan yang melibatkan pesawat, kapal perang, tank, dan kemungkinan puluhan ribu tentara.
Tak lama setelah latihan ini, Korut mengesahkan undang-undang baru yang memungkinkan negara itu untuk meluncurkan senjata nuklir.
(luc/luc)