
Inflasi China Agustus 2022 Melambat 2,5%, Harga Babi Turun?

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi China melambat pada Agustus 2022. Biro Statistik Nasional (NBS) China melaporkan realisasi inflasi mencapai 2,5% secara year on year (yoy).
Sementara bulan lalu, inflasi mencapai 2,7%. Realisasi tersebut juga lebih rendah dari jejak pendapat yang dilakukan Reuters, yaitu 2,8%.
Khusus untuk indeks harga produsen dilaporkan alami kenaikan 2,3%, level terendah selama 18 bulan atau sejak Februari 2021.
"Inflasi akan melemah lebih jauh sepanjang sisa tahun ini berkat penurunan harga komoditas yang terus berlanjut dan basis perbandingan yang lebih tinggi," kata analis Capital Economics Sheana Yue dan Zichun Huang dalam sebuah catatan penelitian, dikutip Reuters, Jumat (9/9/2022).
"Kami pikir inflasi CPI akan tetap di bawah batas 3% PBOC," kata mereka, mengacu pada People's Bank of China (PBOC).
Diketahui memburuknya situasi China dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain lesunya sektor properti, peningkatan kasus covid-19 dan rendahnya konsumsi masyarakat serta penurunan aktivitas pabrik.
Pada kelompok harga makanan, ada kenaikan sebesar 6,1%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 6,3%. Meskipun harga daging babi naik 22,4%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 20,2%.
Lonjakan harga babi di produsen telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir, karena pengurangan peternakan yang dimulai tahun lalu.
Inflasi inti naik 0,8% dari tahun sebelumnya, tidak berubah dari Juli.
Pada bulan Agustus, bank sentral China memangkas suku bunga utama dan menurunkan suku bunga pinjaman acuan untuk menghidupkan kembali ekonomi yang goyah.
Pembuat kebijakan China minggu ini mengisyaratkan rasa urgensi baru untuk menopang ekonomi yang lesu, mengatakan tindakan sangat penting pada kuartal ini karena data menunjukkan hilangnya momentum ekonomi lebih lanjut.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Pening! Covid Belum Kelar, Babi Jadi Masalah Baru