Terjawab, Pertamina Minat Kelola Lapangan Gas Raksasa Masela

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) mengaku, bahwa pihanya tertarik untuk masuk ke dalam pengelolaan lapangan gas abadi yang berada di Maluku, yakni Blok Masela. Terutama untuk menggantikan Shell yang sudah menyatakan bakal hengkang dari blok gas raksasa tersebut.
Menurut Nicke, saat ini pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan Inpex Corporation selaku operator Blok Masela. Salah satunya dengan melakukan proses uji tuntas atau due diligence terkait rencananya masuk ke Blok Masela. Meski demikian, dia tidak merinci berapa besar hak partisipasi yang akan diakuisisi perusahaan migas pelat merah itu.
"Jadi kami melakukan due diligence kami menyatakan minat tapi kemudian proses berikutnya ada tahapan yang dilalui ujung-ujungnya kami lakukan komersial feasibility tentang harga dan sebagainya," ujarnya di dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI, Kamis (8/9/2022).
Menurut Nicke Blok Masela mempunyai potensi gas yang cukup besar. Sehingga jika nantinya dikembangkan lebih lanjut, dapat membuat cadangan gas bumi nasional meningkat kembali. "Kami melihat cadangan gas cenderung decline. Maka ini harus dikembangkan," kata dia.
Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa pemerintah juga sedang membuat formulasi untuk mengangkut 35% saham milik Shell di Blok Masela itu. Saat ini pemerintah sedang mencari konsisrsium untuk mengambil saham tersebut.
Diantara konsorsium yang akan digabungkan pemerintah adalah Pertamina dan INA. "Di dalamnya ada INA ada Pertamina dan ada beberapa perusahaan lain yang berminat kita jadikan satu, untuk kita ambil saham 35% dan kita harus punya teknologi. Perusahaan-perusahaan ini kita dorong untuk komunikasikan, kemungkinan besar ada perusahaan asing," ungkap Bahlil saat ditemui di Gedung DPR, Kamis (8/9/2022).
Sebelumnya, kemampuan Pertamina untuk menggantikan Shell di proyek Lapangan Abadi Blok Masela sempat diragukan. Pasalnya, jika Pertamina didorong masuk ke proyek gas raksasa ini, Pertamina harus menggelontorkan dana senilai US$ 6 miliar atau Rp 89,16 triliun (kurs Rp 14.864/US$).
Dana tersebut untuk mengakuisisi hak partisipasi (Participating Interest/PI) sebesar 35% Shell di blok jumbo yang saat ini dioperatori oleh perusahaan Jepang Inpex. Besaran biaya tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto.
Menurut Sugeng dengan masuknya Blok Rokan ke tangan Pertamina, perusahaan migas pelat merah ini sebenarnya sudah cukup menanggung beban yang luar biasa. Apalagi jika harus ditambah dengan mengelola Blok Masela.
Sugeng mengatakan masuknya Pertamina ke Blok Masela bisa saja terjadi, namun Pertamina setidaknya harus mengucurkan dana sekitar US$ 6 miliar untuk mengakuisisi PI sebesar 35% Shell. Angka tersebut muncul jika nantinya investasi pengembangan Blok Masela secara keseluruhan memakan biaya US$ 19 miliar.
"35% dari US$ 19 miliar bisa dihitung berapa. Kurang lebih membutuhkan US$ 6 miliar. Sedangkan hari ini untuk Rokan saja Pertamina masih cukup megap-megap dengan working capital dia masih harus melakukan pengeboran dan sebagainya," kata dia ditemui di JCC Senayan, di kutip Kamis (8/9/2022).
Dia sebenarnya senang-senang saja jika Blok Masela nantinya bisa dikelola oleh pihak nasional. Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa negara ini harus bersikap realistis. "Kita masih tetap butuh Foreign Direct Investment (FDI). Maka kita juga menawarkan kepada investor-investor di bidang migas untuk menggantikan posisinya Shell. Karena penting, mereka membawa yang ke sini," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Ssstt..AS Diam-diam Incar Proyek Gas Raksasa RI Blok Masela
(pgr/pgr)