Harga BBM Sudah Naik, What's Next?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 September 2022 06:15
SPBU Pertamina (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: SPBU Pertamina (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kenaikan harga BBM akan berdampak luas. Sebab, BBM adalah barang yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, tidak bisa dipungkiri inflasi Indonesia bakal menanjak. Saat ini inflasi Tanah Air sudah berada di atas 4%, sesuatu yang tidak pernah terjadi sejak 2017.

Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, menyatakan kenaikan harga Pertalite sebesar 30,72% dan Pertamax 16% akan menyumbang inflasi 1,35 poin persentase (ppt). Sementara harga Solar yang naik 32,04% menambah inflasi 0,17 ppt.

"Dengan demikian, inflasi pada akhir 2022 kami prediksi akan berada pada kisaran 6,27%, atau lebih tinggi dari angka proyeksi awal kami yang sebesar 4,6%. Inflasi inti kami proyeksi akan berada pada kisaran 4,35% pada akhir tahun," sebut Faisal dalam risetnya.

Inflasi yang meninggi, lanjut Faisal, akan membuat Bank Indonesia (BI) bisa lebih agresif dalam mengetatkan kebijakan moneter. Kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut sulit terhindarkan.

"Kenaikan inflasi umum ke kisaran 6,27% tahun ini dan inflasi inti ke atas target range akan mendorong BI untuk menaikkan suku bunga acuan maksimal 100 bps (basis poin) ke 4,75% pada sisa 2022, atau lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi awal kami yang sebesar 50 bps ke 4,25% sebelum adanya kenaikan harga BBM bersubsidi. Lebih jauh lagi, kenaikan inflasi yang berlanjut ke semester I-2023 juga akan membuka peluang BI untuk melanjutkan kenaikan suku bunga acuan pada awal tahun depan," jelasnya.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular