Jangan Happy Dulu Agustus Deflasi, Ancaman Besar Segera Tiba!

Maesaroh, CNBC Indonesia
01 September 2022 14:40
Antrean Kendaraan Mengisi Pertalite di SPBU Pertamina Saat Isu Kenaikan BBM Bersubsidi
Foto: Sejumlah kendaraan mengantre untuk mengisi BBM di SPBU Pertamina, kawasan Raya Cirendeu, Tangerang Selatan, Rabu (31/8/2022) malam. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Inflasi inti pada Agustus tercatat 0,38% (mtm) dan 3,04% (yoy). Inflasi inti (yoy) adalah yang tertinggi sejak November 2019 (3,08%).
Inflasi inti di atas 3% juga menjadi yang pertama kalinya terjadi sejak Desember 2019 (3,02%).

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengingatkan pergerakan inflasi inti diperkirakan bakal terus merangkak naik ke depan, terutama karena pelonggaran mobilitas dan membaiknya perekonomian domestik.

Bila pemerintah menaikkan harga BBM subsidi maka inflasi inti dan umum akan terkerek naik.


"Akan ada kenaikan inflasi tajam yang tidak hanya datang dari first round impact akibat kenaikan harga BBM tetapi juga second round impact dari kenaikan harga barang dan jasa, seperti transportasi," tutur  Faisal, dalam MacroBrief.

Faisal memperkirakan jika harga Pertalite dinaikkan dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter maka inflasi bisa terdongkrak hingga 0,82 percentage point (ppt).
Jika harga Solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 8.500 per liter maka inflasi akan terdongkrak hingga 0,33 ppt.

Sementara itu, simulasi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menunjukkan bahwa kenaikan harga Pertamax menjadi Rp17.000/liter, Solar menjadi Rp9.000/liter dan Pertalite menjadi Rp10.000/liter akan menyebabkan kenaikan inflasi sebesar 0,06%-0,12%.

Kenaikan inflasi inti diperkirakan akan membuat Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga nya pada tahun ini. Bank Mandiri memperkirakan BI masih bisa menaikkan suku bunga acuan hingga 50 bps pada tahun ini sehingga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 4,25%.


Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana juga mengingatkan tekanan inflasi akan meningkat ke depan. Karena itulah, BI diperkirakan masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuan hingga 75 bps hingga akhir tahun ini.
"Produsen akan menaikkan harga output barang di tengah kenaikan ongkos produksi sehingga inflasi inti akan meningkat hingga 3,9% pada akhir tahun," tutur Wisnu, kepada CNBC Indonesia.

Sebagai catatan, pemerintah dikabarkan akan menaikkan harga subsidi BBM, termasuk Pertalite dan Solar.

Data historis BPS menunjukkan inflasi akan melonjak tajam begitu ada kenaikan harga BBM. Contohnya, pada 18 November 2014 lalu saat Presiden Joko Widodo langsung menaikkan harga BBM subsidi rata-rata sebesar 33,57%.

Pada November 2014, inflasi tercatat 1,50% sementara pada Desember menyentuh 2,46%. Secara keseluruhan tahun, inflasi 2014 menembus 8,36%.

Kenaikan inflasi terutama terjadi pada angkutan transportasi serta produk makanan jadi.

Selain BBM, Margo secara khusus menyoroti terus naiknya harga beras. Dalam perhitungan bobot inflasi, beras merupakan penyumbang inflasi terbesar.

"Harga beras sudah naik pada Agustus. Beras mengalami inflasi sebesar 0,54% pada Agustus. Andil inflasinya 0,016%. Pergerakan harganya perlu diperhatikan karena beras bobotnya besar," tutur Margo, saat konferensi pers, Kamis (1/9/2022).

Dia menambahkan harga telur juga terus naik sehingga harus diperhatikan. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga telur ayam merupakan sedikit sembako yang harganya terus merangkak naik.

 Harga telur ayam ras dibanderol Rp 31.500 per kg pada Selasa (30/8/2022). Harga tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang 2022. Sejak Januari 2022 hingga 23 Agustus 2022, harga telur tidak pernah menyentuh level Rp 31.000 per kg.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular