Rusia Tuding Jerman Biang Kerok Kisruh Pasokan Gas Eropa
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mengatakan pemerintah Jerman melakukan segala cara untuk menghancurkan hubungan energinya dengan Moskow. Pernyataan ini dikeluarkan beberapa jam setelah Gazprom menghentikan pasokan gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1.
Dalam sebuah pengarahan di Moskow pada Rabu (31/8/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan bahwa Jerman berusaha untuk sepenuhnya memutuskan hubungan energi antara kedua negara.
Sebelumnya, Gazprom menghentikan pasokan gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 untuk perawatan kompresor yang ada di pipa itu. Perusahaan BUMN Rusia ini mengatakan perbaikan akan berlangsung hingga pukul 01.00 GMT pada 3 September mendatang.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan masalah teknologi yang disebabkan oleh sanksi Barat terhadap Rusia. Ini satu-satunya hal yang menghalangi pasokan gas melalui Nord Stream 1.
"Ada jaminan bahwa, selain masalah teknologi yang disebabkan oleh sanksi, tidak ada yang menghalangi pasokan," kata Peskov dikutip Reuters.
Pembatasan lebih lanjut untuk pasokan gas Eropa meningkatkan kekhawatiran akan krisis energi. Ini mengerek harga gas melonjak lebih dari 400% sejak Agustus.
Gas Nord Stream 1 sendiri sudah sejak Juni mengalami penurunan kapasitas. Dari total 100% saat ini hanya 20% yang dialirkan.
Kurangnya pasokan dan kenaikan harga gas menciptakan krisis biaya hidup yang menyakitkan bagi konsumen dan bisnis di Benua Biru. Tingginya biaya energi dan listrik membuat inflasi zona Eropa di bulan Juli misalnya menembus 8,9%.
Beberapa negara Eropa mengatakan pemotongan ini merupakan alasan semata dari Moskow. Jerman, yang menerima gas paling banyak ke Rusia menyebut tindakan Gazprom tersebut mengada-ada.
Pipa Nord Stream 1 merupakan salah satu rute pengiriman gas utama ke Eropa melalui Jerman. Pipa itu dimiliki mayoritas oleh Gazprom dengan 51%, sementara lainnya adalah perusahaan barat, PEGI/E.ON dan Wintershall Dea 15,%, lalu French Engie dan Dutch Gasunie masing-masing 9%.
Ada pula konsorsium Nord Stream AG yang berbasis di Swiss menjadi operator jalur pipa ini. Perusahaan itu mengatur masalah transit gas, teknis, hukum dan lingkungan tapi tidak memiliki aset atas gas di pipa tersebut.
Kapasitas maksimal gas yang dapat dialirkan melalui Nord Stream 1 adalah sekitar 160 juta meter kubik (mcm) per hari. Ini sekitar 55 miliar meter kubik (bcm) per tahun. Diketahui, proyek pembangunan pipa ini dimulai pada 1997. Pipa beroperasi penuh pada 8 Oktober 2012.
(tfa/luc)