Internasional

Putin Ngeri, Rusia Tembak "Bom" Baru Acak-acak Gas Eropa

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
31 August 2022 14:04
Russian President Vladimir Putin watches a military parade on Victory Day, which marks the 77th anniversary of the victory over Nazi Germany in World War Two, in Red Square in central Moscow, Russia May 9, 2022. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. THIS PICTURE WAS PROCESSED BY REUTERS TO ENHANCE QUALITY. AN UNPROCESSED VERSION HAS BEEN PROVIDED SEPARATELY.
Foto: via REUTERS/SPUTNIK

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kembali memberi serangan ke gas Eropa. Melalui perusahaan BUMN Gazprom, Moskow resmi menghentikan pasokan gas ke Eropa melalui pipa utama Nord Stream 1, Rabu, (31/8/2022).

Dalam keterangan perusahaan, pemadaman di Nord Stream 1 akan berlangsung hingga 3 September. Gazprom mengatakan ini diperlukan untuk perawatan kompresor yang ada di pipa itu.

Hal ini juga diiyakan sejumlah operator pipa Europa. The European Network of Transmission System Operators for Gas (Entsog) yang berkantor di Belgia mengumumkan bahwa pengiriman gas telah dihentikan dini hari waktu setempat.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan masalah teknologi yang disebabkan oleh sanksi Barat terhadap Rusia. Ini satu-satunya hal yang menghalangi pasokan gas melalui Nord Stream 1.

"Ada jaminan bahwa, selain masalah teknologi yang disebabkan oleh sanksi, tidak ada yang menghalangi pasokan," kata Peskov dikutip Reuters.

Pembatasan lebih lanjut untuk pasokan gas Eropa meningkatkan kekhawatiran akan krisis energi. Ini mengerek harga gas melonjak lebih dari 400% sejak Agustus.

Gas Nord Stream 1 sendiri sudah sejak Juni mengalami penurunan kapasitas. Dari total 100% saat ini hanya 20% yang dialirkan.

Kurangnya pasokan dan kenaikan harga gas menciptakan krisis biaya hidup yang menyakitkan bagi konsumen dan bisnis di Benua Biru. Tingginya biaya energi dan listrik membuat inflasi zona Eropa di bulan Juli misalnya menembus 8,9%.

Beberapa negara Eropa mengatakan pemotongan ini merupakan alasan semata dari Moskow. Jerman, yang menerima gas paling banyak ke Rusia menyebut tindakan Gazprom mengada-ada.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck awal bulan ini mengatakan Nord Stream 'beroperasi penuh' dan tidak ada masalah teknis seperti yang diklaim oleh Rusia. Kepala Badan Jaringan Federal Jerman Klaus Mueller menyebutnya tindakan Kremlin "secara teknis tidak dapat dipahami" dan "mungkin hanya dalih Moskow untuk menggunakan pasokan energi sebagai ancaman".

Serupa, Menteri Transisi Energi Prancis Agnes Pannier-Runacher juga meragukan Gazprom. Rusia disebut telah menggunakan pemotongan gas sebagai senjata untuk menekan Eropa yang menentang aksi militer Moskow di Ukraina.

"Sangat jelas Rusia menggunakan gas sebagai senjata perang dan kita harus bersiap untuk skenario terburuk dari gangguan pasokan," ujarnya.

Pipa Nord Stream 1 merupakan salah satu rute pengiriman gas utama ke Eropa melalui Jerman. Pipa itu dimiliki mayoritas oleh Gazprom dengan 51%, sementara lainnya adalah perusahaan barat, PEGI/E.ON dan Wintershall Dea 15,%, lalu French Engie dan Dutch Gasunie masing-masing 9%.

Ada pula konsorsium Nord Stream AG yang berbasis di Swiss menjadi operator jalur pipa ini. Perusahaan itu mengatur masalah transit gas, teknis, hukum dan lingkungan tapi tidak memiliki aset atas gas di pipa tersebut.

Kapasitas maksimal gas yang dapat dialirkan melalui Nord Stream 1 adalah sekitar 160 juta meter kubik (mcm) per hari. Ini sekitar 55 miliar meter kubik (bcm) per tahun.

Diketahui, proyek pembangunan pipa ini dimulai pada 1997. Pipa beroperasi penuh pada 8 Oktober 2012.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Putus' dengan Rusia, Eropa Disarankan Lakukan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular