
Orang Singapura ke Menteri RI: Ngapain RI Pindah Ibu Kota?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memindahkan ibu kota negara sudah terdengar hingga ke luar negeri, salah satunya adalah Singapura. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjadi menteri yang mendapat pertanyaan ini.
Dalam kuliah umumnya di Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University, Singapura, Airlangga ditanya seorang bankir soal apa alasan Indonesia harus memindahkan ibu kotanya. Sementara di sisi lain, pemerintah Indonesia akan melakukan kenaikan harga BBM subsidi, karena anggaran pemerintah tidak cukup menahan laju subsidi BBM.
Menjawab pertanyaan ini, Airlangga mengatakan, pembangunan ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur akan berlangsung dalam 15 tahun. Untuk fase pertama, Airlangga mengatakan anggaran yang dialokasikan pemerintah adalah Rp 70 triliun. "Kami tidak membangun ibu kota senilai Rp 500 triliun dalam waktu setahun," ujar Airlangga dalam kuliah umum tersebut, Senin (29/8/2022).
Dalam paparannya, Airlangga bercerita, dalam kurang lebih 3 tahun terakhir pandemi ini, Indonesia telah menghabiskan Rp 1.600 triliun untuk perlindungan sosial bagi masyarakat dan UMKM.
![]() |
"Dana itu bisa untuk membangun 3 ibu kota. Jadi saat pandemi mulai mereda, kami tidak mengeluarkan dana tersebut. Kemudian dana untuk subsidi BBM saat ini sekitar Rp 500 triliun juga bisa untuk membangun satu ibu kota negara juga. Jadi kalau dilihat dari kemampuan fiskal (APBN), itu bisa dilakukan," papar Airlangga.
Lebih lanjut dia mengatakan di depan sejumlah peserta kuliah umum, Indonesia tidak lagi bisa bergantung dari Jakarta, khususnya mulai 2030. Karena kondisi Jakarta yang sudah tidak ideal sebagai ibu kota. Seperti yang diketahui, tingkat air laut di Jakarta sudah berada di atas daratan kotanya.
Bahkan Ong Keng Yong, mantan Sekjen ASEAN yang hadir sebagai moderator di tanya jawab kuliah umum tersebut mengatakan pengalamannya. Dari Singapura ke Bandara Soekarno-Hatta bisa dicapai dalam 1,5 jam. Sementara dari bandara ke kantor ASEAN di Jakarta bisa 3 jam di saat jalanan macet atau hujan deras.
"Bayangkan berapa banyak uang yang hilang karena kemacetan tersebut," ujar Airlangga.
Pertanyaan seputar rencana Indonesia memindahkan ibu kotanya juga didapat Airlangga saat memberikan kuliah umum di National University of Singapore (NUS).
Pada kesempatan itu, Airlangga mengatakan, pemerintah Indonesia akan membangun ibu kota baru yang modern dan berbentuk smart city. Wilayah Kalimantan yang berada di luar cincin api menjadi salah satu alasan dipilih menjadi lokasi ibu kota baru. "Jadi tidak ada gempa bumi dan lebih aman. Kami akan membangun kota baru untuk masa depan," jelasnya.
Akan ada proyek-proyek infrastruktur baru yang dibangun di ibu kota baru, dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan. "Dalam setiap krisis, penciptaan lapangan kerja bisa dilakukan lewat pembangunan infrastruktur. Jadi untuk Indonesia, saat ini adalah saat yang tepat untuk membangun infrastruktur," ucap Airlangga.
(wed/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pekerja Bergaji di bawah Rp 3,5 Juta Dapat BLT Rp 1 Juta