
Ada Apa dengan China? Kasus Covid-19 Meluas (Lagi)!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Covid-19 di China kembali meluas. Semua 31 provinsi daratan mencatat setidaknya satu kasus infeksi Covid-19 lokal dalam 10 hari terakhir.
Berdasarkan laporan The Straits Times yang mengutip Bloomberg, Selasa (30/8/2022), China mencatat ada 1.717 infeksi lokal baru yang dilaporkan pada Senin (29/8/2022). Jumlah ini turun dari kisaran 3.000 kasus sehari pada sekitar dua minggu lalu, berkat pengendalian ketat di beberapa tujuan wisata paling populer China.
Kini Pusat teknologi selatan Shenzhen mengunci setidaknya enam lingkungan di dua distrik utama. Chengdu, salah satu kota terbesar di China barat, juga menutup tempat-tempat umum utama dan menunda pembukaan kembali sekolah.
Di timur laut, kota pelabuhan Dalian secara ketat membatasi pergerakan di beberapa distrik pusat kota selama lima hari. Bus, kereta bawah tanah, dan kelas tatap muka dihentikan setelah 15 kasus lokal dilaporkan pada Minggu.
Pembatasan juga meningkat di daerah sekitar Beijing, di mana otoritas memberlakukan pengujian massal untuk kota pelabuhan terdekat Tianjin, jelang pertemuan penting para pemimpin utama Partai Komunis.
Dalam 10 hari terakhir, provinsi barat Tibet dan pulau tropis Hainan juga melaporkan infeksi terbanyak, sementara Jilin timur laut memiliki paling sedikit dengan hanya satu kasus.
"Meskipun terjadi penurunan kasus utama Covid, situasi Covid sebenarnya di China mungkin memburuk, karena Omicron sekali lagi menyebar ke kota-kota besar," kata Ting Lu, kepala ekonom China di Nomura Holdings.
"Pasar bisa sekali lagi terpukul dalam beberapa minggu ke depan, kemungkinan memicu putaran pemotongan lagi oleh para ekonom di jalan, jika kota-kota meningkatkan langkah-langkah pengetatan mereka," katanya.
Menurut survei triwulanan terbaru Bloomberg, para ekonom sudah menurunkan proyeksi pertumbuhan China mereka untuk 2022 menjadi 3,5% dan melihat ketegangan lebih lanjut untuk tahun depan.
Sementara itu, menurut survei dari Dewan Bisnis Amerika Serikat-China, keyakinan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) di China pun jatuh ke rekor terendah, menyebabkan banyak orang menunda atau membatalkan investasi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Buka Suara 16 Negara Perketat Masuk Pelacong China