
Makin Merajalela, Pakaian Bekas Impor 'Menyerbu' Masuk Mal

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakaian bekas impor ternyata menjamur di pasaran hingga masuk ke pusat-pusat perbelanjaan atau mal. Bahkan, menurut Ketua Umum Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta.
Redma mengungkapkan bahwa penyebaran produk ini sudah sangat masif, bahkan hingga ke wilayah-wilayah terpencil.
"Sekarang sudah sampai kabupaten-kabupaten, banyak banget, di kota-kota kecil di Jawa, bukan hanya ibu kota seperti Semarang. Di Jawa Barat seperti Garut, Tasikmalaya sudah ada tokonya. Di Bekasi second branded clothing, kaya nama toko, tapi pakaian bekas," kata Redma kepada CNBC Indonesia, Senin (15/8/22).
![]() Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pemusnahan pakaian impor bekas hasil pengawasan di Pergudangan Gracia, Karawang Barat, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/ Emir Yanwardhana) |
Ketika peredaran pakaian bekas impor ini sudah sangat menyebar ke berbagai daerah, hal itu kata dia, menunjukkan penyebarannya di Jakarta sudah sangat masif. Redma pun tak menampik bahwa pakaian bekas impor sudah menyisir pasar ritel besar.
"Mulai ke sana (ritel). Tapi ritel yang punya nama sih nggak. Kalau kaya ke ITC mungkin mulai banyak," ujar Redma.
Pakaian tersebut terdiri dari baju, celana, jaket hingga pakaian formal seperti jas. Padahal, pakaian tersebut sudah bisa diproduksi di dalam negeri.
"Sekarang terang-terangan, saya sempat challenge teman-teman Perdagangan (Kementerian Perdagangan/ Kemendag). Pasar Senen kan nggak sampai 2 km, nggak usah pengaduan juga keliatan lewat, tapi nggak pernah ditindak jadi makin merajalela," ujar Redma.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zulhas Bakar Baju Segudang, Nilainya Miliaran! Ada Apa?