Antara Perusahaan Migas AS atau BUMN RI yang Masuk Masela?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia terus mendorong agar pencarian mitra Inpex di Blok Masela dapat segera mendapat titik temu. Terutama setelah Shell memutuskan hengkang dengan melepas 35% hak partisipasi di Blok Masela.
Bahlil bercerita dia bersama dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu telah berkomunikasi dengan Inpex di Jepang. Adapun dalam komunikasi tersebut terdapat beberapa skenario yang akan dijalankan agar pengelolaan Blok Masela dapat segera dijalankan yakni melalui Indonesia Investment Authority (INA) atau BUMN.
"Kalau dari Amerika mau masuk jauh lebih baik. Tapi kalau tidak, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan beberapa skenario salah satunya BUMN atau INA masuk, karena kita ingin Blok Masela segera dilakukan kegiatan agar bisa meningkatkan produksi gas kita dalam negeri," ujar Bahlil di Gedung Kementerian Investasi, Jumat (12/8/2022).
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya menyebut PT Pertamina (Persero) saat ini tengah berupaya untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela. Hal tersebut menyusul himbauan dari Presiden Joko Widodo yang meminta agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat turut terlibat dalam pengelolaan migas jumbo tersebut.
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan bahwa Pertamina sendiri diketahui belum mengajukan proposal penawaran untuk masuk ke Blok Masela. Hanya saja, perusahaan migas pelat merah itu tengah melakukan kajian untuk pengambilalihan hak partisipasi Blok Masela dari Shell.
Namun Kemal tak membeberkan seberapa besar nanti hak partisipasi yang akan diambil. Shell sendiri saat ini memiliki 35% hak partisipasi di Blok Masela. "Yang saya pahami (Pertamina) sedang mengevaluasi data," ujar Kemal kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/8/2022).
Adapun selain Pertamina, Kemal juga membeberkan bahwa terdapat perusahaan asal Amerika Serikat yang tengah menjajaki peluang untuk masuk ke Blok Masela. Ia pun berharap pengganti Shell di Blok Masela dapat segera menemui titik kejelasan.
Mengingat, Shell telah membuka datanya ke sejumlah investor untuk menggantikan posisinya. "Iya betul (perusahaan asal AS), ada beberapa perusahaan yang sedang melihat data Masela. Kami mengharapkan bisa selesai dalam waktu dekat agar isu partnership dari Lapangan Abadi bisa cepat selesai," ujar Kemal.
Lebih lanjut, saat data Blok Masela dibuka, sebenarnya sudah cukup banyak investor yang tertarik. Namun dia belum merinci secara detail jumlah dan nama perusahaannya tersebut. "SKK Migas sendiri cukup aktif untuk menawarkan Blok Masela kepada investor-investor yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Ssstt..AS Diam-diam Incar Proyek Gas Raksasa RI Blok Masela
(pgr/pgr)