Harga Mi Instan Beneran Naik 3x Lipat? Harga di Warung Segini

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Kamis, 11/08/2022 10:50 WIB
Foto: Penjualan mi instan di warkop kawasan Radio Dalam, Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mi instan di pedagang warung sudah mulai mengalami peningkatan, meski belum signifikan. Hal ini disebabkan kenaikan harga di tingkat grosir.

Lalu bagaimana sebenarnya harga mi instan di tingkat pengecer? Menurut Bu Ti, seorang pemilik warung di kawasan Kramat Jati, sebelumnya harga mi instan per dus isi 40 bungkus memang sudah berkisar Rp100-an ribu. Namun, nggak sampai seperti saat ini yang naik ke atas Rp110.000-an.

"Saya baru belanja mi instan satu dus. Itu sekarang Rp114 ribu, bahkan ada yang sampai Rp 118 ribu. Yang mahal itu yang goreng sama rasa Kari Ayam," kata Bu Ti kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/8/2022).


Hal ini membuatnya harus menaikkan harga jual eceran. Dia mengungkapkan, saat ini harga Indomie Goreng dijual dengan harga Rp 3.500 per per bungkus, di mana sebelumnya di jual dengan harga Rp 3.000. Sementara untuk mi instan rasa lainnya dijual dengan harga Rp 3.000 per bungkus dari sebelumnya Rp 2.700-an.

"Indomie Goreng memang lebih mahal. Kalau yang murah itu Soto sama Ayam Bawang, Rp 3.000, Karena saya warung ya pasti lebih mahal dari Indomaret atau Alfamart," katanya.

Dia menambahkan, akibat kenaikan harga mi instan ini membuat jumlah pembelian dari masyarakat juga berkurang.

"Orang mah sekarang beli Indomie 1-2 saja, mending beli bakso kali," katanya.

Sebelumnya dikabarkan harga mie instan dikabarkan berpotensi naik hingga tiga kali lipat karena terdampak dari harga gandum yang melonjak akibat perang Rusia-Ukraina. Hal ini diungkapkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia. Di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sebuah webinar, dikutip Kamis (11/8/2022).

Namun, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menampik pernyataan Mentan tersebut. Sebaliknya, Zulhas menilai yang terjadi justru potensi penurunan harga gandum yang berpotensi memengaruhi harga mi instan.

"Nggak. Mudah-mudahan. Dulu kan gagal panennya Australia, Kanada, Amerika ya. Sekarang panennya sukses. Apalagi sekarang Ukraina sudah boleh jual. Mungkin September trennya akan turun," usai peluncuran TradeXpo ke-37, Rabu (10/8/22).


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diramal Kembali Deflasi di Mei 2025