
Harga BBM Mau Naik, Harga Mi Instan 'Terbang' Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ada di depan mata berpotensi bakal menaikkan harga makanan dan minuman lainnya, termasuk mi instan. Namun, saat ini kenaikan harga mi instan pun sudah mulai terlihat meski tidak sampai 3x lipat seperti prediksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Mi instan saya pantau awalnya Rp 2.200-3.000, sekarang range 2500-3200, artinya kenaikan nggak sebesar 3x lipat. kenapa? karena industri kurangi margin, iya dong industri mengurangi margin melihat daya beli masyarakat," kata Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman GAPMMI Adhi S. Lukman di Jakarta, Rabu (24/8/22).
Menurunnya daya beli masyarakat memang menjadi tantangan industri dalam menjual produknya. Apalagi tantangan makin besar setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) resmi terjadi. Namun, Ia memperkirakan kenaikan harga tidak bakal signifikan. Pasalnya, biaya lain seperti bahan baku gandum sudah mulai melunak.
"Saya dengar industri terigu kecukupan stok sampai Desember, saya lihat kemungkinan berhenti di sini (Rp 2.500-3.200/PC). Apalagi sekarang Ukraina Rusia sudah bolehkan pengiriman. Bulan lalu saya cek 50 ribu ton dikirim Ukraina ke mancanegara, Indonesia dapat dari India. Ini kan sebetulnya mulai reda," kata Adhi.
Selain itu, pelaku usaha juga mulai mencari bahan baku lain yang bisa dijadikan substitusi, tujuannya demi mengurangi ketergantungan dari negara lain. Selama ini, Indonesia mengimpor bahan baku gandum dari negara seperti Ukraina dan Rusia.
"Bahan baku nggak single, mencari substitusi lain, misal bahan baku mahal distribusi ke lainnya, yang penting mutu sama tetap dijaga. Lalu efisiensi kita perlu tingkatkan agar biaya kita menurun. Mengurangi inventory-inventory yang nggak perlu," ujar Adhi.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mi Instan Makin Mahal, Harga 'Beterbangan' di Minimarket