Setahun Alih Kelola WK Rokan, Ini Pencapaian Masif PHR

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Kamis, 11/08/2022 08:04 WIB
Foto: Pengeboran Blok Rokan. (Dok: PT Pertamina Hulu Rokan)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah setahun penuh mengambil alih kelola wilayah kerja blok rokan, dan mampu meningkatkan jumlah produksinya. Sejak diambil alih pada 9 Agustus 2021, produksi rata-rata blok rokan mencapai 161 ribu barel per hari (BOPD) dari yang sebelumnya 158 Ribu BOPD.

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan, Jaffee Arizon Suardin mengatakan dalam satu tahun terakhir perusahaan telah berhasil menghidupkan kembali potensi yang ada, seperti optimasi, ekspansi, dan pengembangan di lapangan-lapangan baru yang belum sempat dikembangkan sebelumnya.

"Kami juga terus melakukan eksplorasi. Tahun ini paling tidak ada 2-3 sumur yang akan kami mulai drill untuk eksplorasi. Dan yang tidak tanggung-tanggung eksplorasinya kami akan mencoba drill sumur untuk potensi non-konvensional," ujarnya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.


PHR juga terus mengembangkan fasilitas-fasilitas yang ada di blok rokan karena sudah cukup berumur supaya dapat mengelola produksi yang terus meningkat di kemudian hari.

Lebih lanjut, Jaffee mengungkapkan kunci kesuksesan berbagai pencapaian tersebut yang pertama adalah mindset. Adapun mindset tersebut memiliki satu tujuan, yakni tidak hanya mempertahankan produksi, namun juga menaikkan produksi.

"Dengan mindset tersebut, bisa terwujud apa yang harus dilakukan, hasilnya adalah program kerja yang masif dan agresif, dan tentunya ditopang dengan semua penyediaan barang dan jasa yang bisa menopang itu termasuk pembinaan organisasi penambahan orang dan lain-lain," jelasnya.

Kunci kedua, lanjut Jaffee, adalah Teknologi Digitalisasi. Menurutnya hal ini merupakan kebutuhan untuk mengelola blok besar, program yang masif, dengan tata waktu yang sangat agresif.

"Kita butuh teknologi yang bisa menunjukkan data secara real-time dan transparan sehingga keputusan itu yang ditampilkan di lapangan itu bisa keputusan bisa diambil dengan cepat," tambahnya.

Kunci yang tak kalah penting menurut Jaffee adalah dukungan dari pemangku kepentingan, Mulai dari stakeholder, pimpinan daerah, dan juga di tingkat nasional seperti Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian KLHK, dan SKK Migas.

Dukungan tersebut berupa hal keamanan, pekerjaan, dan perizinan dari pemerintah. Dengan kolaborasi ini, semua hambatan memungkinkan untuk diminimalisir, sehingga semua pihak dapat bersama-sama menikmati dari hasil rokan.

"Tiga ini kalau digabung itu menjadi resep manjur untuk meningkatkan produksi di rokan," pungkas Jaffee.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Harus Impor Minyak 1 Juta Barel Setiap Hari, Apa Solusinya?