Amerika Bangkit! Tapi Ada Bahayanya Nih...

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
08 August 2022 09:05
Bendera Amerika Serikat
Foto: Bendera Amerika Serikat (Photo by Win McNamee/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) pada Juli melonjak jauh dari ekspektasi sementara tingkat pengangguran tercatat lebih rendah. Kondisi ini cukup memberi sinyal bahwa bank sentral The Federal Reserve/The Fed masih berada di jalur menjinakkan inflasi dengan menaikkan suku bunga.

Berdasarkan laporan data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (5/8/2022) menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payrolls) naik 528.000 pada Juli.

Sementara tingkat pengangguran tercatat di angka 3,5%. Dengan data ini, tingkat pengangguran AS telah kembali ke fase pra-pandemi dan menjadi terendah sejak 1969. Angka ini tentunya membuat terkejut karena melampaui perkiraan Dow Jones di mana non-farm payrolls tercatat di 258.000 dan tingkat pengangguran 3,6%.

Pertumbuhan upah juga melonjak lebih tinggi, karena pendapatan per jam rata-rata melonjak 0,5% untuk bulan ini dan 5,2% dari waktu yang sama tahun lalu. Angka-angka itu menambah bahan bakar ke gambaran inflasi yang telah membuat harga konsumen naik pada tingkat tercepat sejak awal 1980-an. Perkiraan Dow Jones adalah untuk kenaikan bulanan 0,3% dan kenaikan tahunan 4,9%.

Namun secara lebih luas, laporan tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun ada tanda-tanda pelemahan ekonomi lainnya.

Sebelumnya, pertumbuhan lapangan kerja diperkirakan akan melambat karena The Fed terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan lonjakan inflasi, tapi laporan tersebut menunjukkan kondisi yang berkebalikan. Pasar tenaga kerja masih ketat.

Laporan tersebut sangat penting karena dijadikan data masukan oleh The Fed sebelum memutuskan seberapa banyak kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya.

Faktanya, pada Juli 2022 pertumbuhan lapangan kerja di AS melonjak jauh dari yang di harapkan. Kondisi ini akan menjadi salah satu pedoman The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga jika inflasi semakin meninggi.

Pertumbuhan upah juga meningkat 0,5% secara bulanan dan 5,2% secara tahunan. Hal tersebut memberikan sinyal bahwa inflasi yang tinggi masih akan tetap menjadi masalah.

Inflasi Amerika Serikat (AS) pada Juni kembali melejit. Indeks Harga Konsumen (CPI/IHK) tercatat 9,1% secara tahunan (year on year/yoy). Ini menjadi yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir.

Bank Sentral Amerika Serikat The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin menjadi 2,25% hingga 2,5%.

Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat sudah banyak diprediksi. The Federal Reserve telah mengumumkan kenaikan suku bunga 75 bps yang telah diantisipasi pasar untuk melawan inflasi.

Lalu dengan data ini apakah The Fed akan menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya secara berturut-turut pada September mendatang?

Pejabat bank sentral AS, kembali menyuarakan tekad bulat untuk berada di jalan menjinakkan inflasi yang masih tinggi dengan menaikkan suku bunga lagi sebesar 50 bps bulan depan.

"Gagasan kenaikan 50 bps akan menjadi hal yang masuk akal untuk dilakukan pada bulan September," kata Presiden Fed San Francisco Mary Daly dalam sebuah wawancara dengan Reuters yang dikutip Kamis (4/8/2022).

Jika melihat inflasi tetap tinggi peningkatan suku bunga 50-75 bps sudah dirasa tepat menurut pejabat The Fed. Apalagi, pasar tenaga kerja tidak menunjukkan perlambatan.

Ketua Fed Jerome Powell juga mengatakan pekan lalu bank sentral dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang luar biasa besar lainnya pada pertemuan September, dengan mempertimbangkan berbagai data ekonomi seperti inflasi, lapangan kerja, belanja konsumen dan pertumbuhan ekonomi.

Beberapa pembuat kebijakan Fed, termasuk Daly, telah menunjukkan tekad yang kuat untuk melanjutkan pengetatan moneter yang agresif. Hampir semua pejabat The Fed sepakat bahwa bank sentral tetap bertekad untuk terus maju dengan kenaikan suku bunga sampai inflasi turun ke target 2%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Suku Bunga Acuan AS Naik 75 Bps, Tertinggi sejak 1994

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular