
Data Tenaga Kerja AS Lampaui Ekspektasi, Wall Street Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia- Bursa saham Amerika Serikat (AS) terkoreksi pada pembukaan perdagangan Jumat (05/8/2022), setelah rilis data tenaga kerja AS melampaui ekspektasi pasar.
Hal tersebut meningkatkan prediksi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan kembali menaikkan suku bunga acuannya.
Dow Jones terkoreksi 0,42% di pembukaan menjadi 32.590,30. Sedangkan, indeks S&P 500 turun 0,65% ke 4.126,3 dan Nasdaq anjlok 0,99% ke 12.592,8.
Data pekerjaan baru AS di Juli bertambah sebanyak 528.000 pekerjaan dan melampaui ekspektasi analis Dow Jones yang memprediksikan hanya sebanyak 258.000 pekerjaan.
Sementara, tingkat pengangguran menurun ke 3,5%, yang juga di bawah prediksi analis. Pertumbuhan upah juga meningkat 0,5% secara bulanan dan 5,2% secara tahunan. Hal tersebut memberikan sinyal bahwa inflasi yang tinggi masih akan tetap menjadi masalah.
"Siapa pun yang memprediksikan bahwa The Fed akan berporos tahun depan dan mulai memangkas kenaikan suku bunga, harus menurunkan prediksinya karena itu tidak akan terjadi," tutur Kepala Strategi Pasar B Riley Financial Art Hogan dikutip CNBC International.
"Ini jelas situasi di mana ekonomi tidak melengking atau menuju resesi sekarang," tambahnya.
Pertumbuhan lapangan kerja diperkirakan akan melambat karena The Fed terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan lonjakan inflasi, tapi laporan tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja masih ketat.
Laporan tersebut sangat penting karena dijadikan data masukan oleh The Fed sebelum memutuskan seberapa banyak kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya pada September.
Ketiga indeks utama mengalami bulan terbaiknya di Juli sejak 2020 dengan harapan The Fed akan memperlambat laju kenaikannya. Indeks S&P 500 melesat 9,1% di sepanjang bulan lalu. Namun, di sepanjang pekan ini, indeks S&P 500 berada di zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street "Kebakaran", Inflasi Tinggi Jadi Biang Kerok?