Amerika Bangkit! Tapi Ada Bahayanya Nih...

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) pada Juli melonjak jauh dari ekspektasi sementara tingkat pengangguran tercatat lebih rendah. Kondisi ini cukup memberi sinyal bahwa bank sentral The Federal Reserve/The Fed masih berada di jalur menjinakkan inflasi dengan menaikkan suku bunga.
Berdasarkan laporan data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (5/8/2022) menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payrolls) naik 528.000 pada Juli.
Sementara tingkat pengangguran tercatat di angka 3,5%. Dengan data ini, tingkat pengangguran AS telah kembali ke fase pra-pandemi dan menjadi terendah sejak 1969. Angka ini tentunya membuat terkejut karena melampaui perkiraan Dow Jones di mana non-farm payrolls tercatat di 258.000 dan tingkat pengangguran 3,6%.
Pertumbuhan upah juga melonjak lebih tinggi, karena pendapatan per jam rata-rata melonjak 0,5% untuk bulan ini dan 5,2% dari waktu yang sama tahun lalu. Angka-angka itu menambah bahan bakar ke gambaran inflasi yang telah membuat harga konsumen naik pada tingkat tercepat sejak awal 1980-an. Perkiraan Dow Jones adalah untuk kenaikan bulanan 0,3% dan kenaikan tahunan 4,9%.
Namun secara lebih luas, laporan tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun ada tanda-tanda pelemahan ekonomi lainnya.
Sebelumnya, pertumbuhan lapangan kerja diperkirakan akan melambat karena The Fed terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan lonjakan inflasi, tapi laporan tersebut menunjukkan kondisi yang berkebalikan. Pasar tenaga kerja masih ketat.
Laporan tersebut sangat penting karena dijadikan data masukan oleh The Fed sebelum memutuskan seberapa banyak kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya.
Faktanya, pada Juli 2022 pertumbuhan lapangan kerja di AS melonjak jauh dari yang di harapkan. Kondisi ini akan menjadi salah satu pedoman The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga jika inflasi semakin meninggi.
Pertumbuhan upah juga meningkat 0,5% secara bulanan dan 5,2% secara tahunan. Hal tersebut memberikan sinyal bahwa inflasi yang tinggi masih akan tetap menjadi masalah.