Internasional

Pemimpin NATO Ini Ungkap Kunci 'Kedamaian' di Ukraina

luc, CNBC Indonesia
05 August 2022 15:50
Hungary's Prime Minister Viktor Orban arrives for an EU summit at the Crystal Palace in Porto, Portugal, Saturday, May 8, 2021. On Saturday, EU leaders hold an online summit with India's Prime Minister Narendra Modi, covering trade, climate change and help with India's COVID-19 surge. (AP Photo/Francisco Seco, Pool)
Foto: Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban (AP Photo/Francisco Seco, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengatakan pada konferensi Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) di Texas, AS, bahwa Barat terkunci dalam "benturan peradaban" dan membutuhkan pemimpin yang kuat.

Pidato Orban itu dilakukan setelah kehebohan pidato sebelumnya yang bernada rasis. Berbicara bulan lalu di Rumania, Orban memicu kemarahan ketika dia mengatakan tidak ingin negaranya didiami orang-orang dari ras campuran.

Hal tersebut membuat penasihat kabinet lamanya mengundurkan diri.

Berbicara di Dallas pada Kamis (4/8/2022) waktu setempat, Orban tidak secara langsung membahas kehebohan itu, tetapi mengatakan "seorang politisi Kristen tidak bisa menjadi rasis." Dia juga mengatakan mereka yang menganggapnya rasis atau antisemit adalah bodoh.

"Saya sudah bisa melihat berita utama besok," katanya. "Orang kuat rasis dan antisemit Eropa sayap kanan, kuda troya Putin, berpidato di konferensi konservatif. Tapi saya tidak ingin memberi mereka ide, mereka paling tahu cara menulis berita palsu," katanya, dikutip dari BBC, Jumat (5/8/2022).

Selain itu, dikutip dari Russia Today, Orban mengatakan Eropa dan AS membutuhkan pemimpin yang kuat untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

"Saya tidak bisa mengatakan apa yang harus Anda lakukan. Ini adalah keputusan dalam negeri Anda. Saya hanya bisa mengatakan satu hal: Hanya pemimpin kuat yang mampu menciptakan perdamaian," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, pemimpin yang telah berkuasa sejak 2010 itu juga mengkritik mantan Presiden Barack Obama, donatur utama Partai Demokrat, George Soros, dan para 'globalis'.

"Kita harus mengambil kembali institusi di Washington dan di Brussel," katanya.

"Kita harus mengkoordinir pergerakan pasukan kita, karena kita menghadapi tantangan yang sama. Anda memiliki dua tahun untuk bersiap-siap," tambahnya, mengacu pada pemilihan presiden AS 2024.

Pada Selasa, Orban mengunjungi mantan Presiden Donald Trump di klub golfnya di Bedminster, New Jersey.

Trump, yang menggambarkan Orban dalam sebuah pernyataan sebagai temannya, akan berpidato di CPAC pada hari Sabtu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Terbelah! Negara Ini Mau Jegal Kekuatan UE

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular