
Bank of England: Inggris Resesi Tahun Ini!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank of England (BoE) telah memperingatkan Inggris akan jatuh ke dalam resesi karena menaikkan suku bunga terbesar dalam 27 tahun terakhir.
Perekonomian negara tersebut diperkirakan menyusut dalam tiga bulan terakhir tahun ini dan terus turun hingga akhir 2023.
Sebelumnya, suku bunga naik menjadi 1,75% sebagai upaya untuk membendung kenaikan harga dan kini inflasi ditetapkan untuk mencapai lebih dari 13%.
Gubernur BoE, Andrew Bailey, mengatakan dia tahu tekanan biaya hidup itu sulit tetapi jika tidak menaikkan suku bunga, itu akan menjadi "lebih buruk".
Bailey mengatakan dia memiliki "simpati yang besar dan pemahaman yang besar bagi mereka yang paling berjuang" dengan biaya hidup.
"Saya tahu bahwa mereka akan merasa, 'Nah, mengapa Anda menaikkan suku bunga hari ini, bukankah itu membuatnya lebih buruk dari perspektif itu dalam hal konsumsi?', Saya khawatir jawaban saya untuk itu adalah, tidak karena saya khawatir alternatifnya bahkan lebih buruk dalam hal inflasi yang terus-menerus," kata Bailey, melansir BBC.
Menurut BoE, sebuah rumah tangga biasa di Inggris akan membayar hampir 300 pound sterling per bulan untuk energi mereka pada Oktober mendatang.
Meningkatkan suku bunga adalah salah satu cara untuk mencoba dan mengendalikan inflasi karena menaikkan biaya pinjaman. Ini juga harus mendorong orang untuk meminjam dan membelanjakan lebih sedikit. Hal ini juga dapat mendorong orang untuk menabung lebih banyak.
Namun, banyak rumah tangga akan diperas lebih lanjut mengikuti kenaikan suku bunga termasuk beberapa pemegang hipotek.
Kini harga telah naik menjadi 1,75%, pemilik rumah pada hipotek pelacak khas harus membayar sekitar 52 pound sterling lebih sebulan. Orang-orang di hipotek tingkat variabel standar akan melihat peningkatan 59 pound sterling .
Ini berarti pemegang hipotek pelacak dapat membayar sekitar 167 pound sterling lebih banyak sebulan dibandingkan dengan pra-Desember 2021, dengan pemegang hipotek variabel membayar hingga 132 pound sterling lebih banyak. Suku bunga telah naik enam kali berturut-turut sejak akhir tahun lalu.
Suku bunga yang lebih tinggi juga berarti biaya yang lebih tinggi untuk hal-hal seperti kartu kredit, pinjaman bank dan pinjaman mobil.
Resesi yang diperkirakan akan menjadi penurunan terpanjang sejak 2008, ketika sistem perbankan Inggris menghadapi keruntuhan dan membawa pinjaman terhenti. Meski begitu kemerosotan tidak akan sedalam 14 tahun yang lalu tetapi mungkin berlangsung selama itu.
Alasan utama inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah adalah akibat melonjaknya tagihan energi, didorong oleh serangan Rusia ke Ukraina.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Inggris Bakal Resesi hingga 2024