Internasional

Ekonomi Inggris Nyungsep 0,3%, 'Hantu' Resesi Datang Lagi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 December 2023 21:00
Bendera Inggris. (Dok. Pixabay)
Foto: Bendera Inggris (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Inggris menyusut 0,3% secara bulanan di bulan Oktober 2023. Ini membalikkan pertumbuhan dari dua bulan sebelumnya, dan lebih buruk dari perkiraan pasar yang memperkirakan angka datar.

Mengutip Trading Economics, Rabu (13/12/2023), sektor jasa menyusut 0,2% dan merupakan kontributor terbesar terhadap penurunan ini. Pelemahan sektor jasa dipimpin oleh informasi dan komunikasi (-1,7%), yaitu kegiatan yang terkait pemrograman komputer, konsultasi serta produksi film, video dan TV.

Sementara itu, output jasa yang berhubungan dengan konsumen turun 0,1%. Selain itu, produksi turun 0,8% didorong oleh penurunan luas output manufaktur (-1,1%), yaitu komputer, produk elektronik dan optik, serta mesin dan peralatan, sementara output konstruksi turun 0,5% sebagian karena cuaca buruk.

Kepala ekonom Inggris di konsultan Capital Economics, Paul Dales, mengatakan angka tersebut menunjukkan bahwa perekonomian mungkin tidak akan bergerak lagi pada kuartal keempat. "Mungkin berada dalam jalur resesi yang paling ringan," katanya.

Angka-angka tersebut muncul ketika Bank of England (BOE) bersiap untuk mempertahankan suku bunganya pada hari Kamis untuk ketiga kalinya berturut-turut. Tingginya inflasi dan meningkatnya kekhawatiran atas dampak dari 14 kenaikan suku bunga sebelumnya terhadap rumah tangga dan dunia usaha menjadi alasan.

Meskipun inflasi telah turun kembali dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat di Threadneedle Street, termasuk Gubernur Bank of England (BOE) Andrew Bailey, telah memperingatkan bahwa biaya pinjaman harus tetap tinggi dalam jangka waktu lama. Ini guna memastikan inflasi kembali ke target 2% yang ditetapkan oleh pemerintah.

Inflasi turun kembali dari 6,7% di bulan September menjadi 4,6% di bulan Oktober. Angka resmi untuk bulan November akan dirilis pada Rabu pekan depan. Penurunan ini tidak berarti harga-harga turun. Hanya saja kenaikannya tidak terlalu cepat.

Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak telah memenuhi target utamanya untuk mengurangi separuh inflasi tahun ini. Saat ini, ia memusatkan perhatian pada janjinya yang lain untuk memulai kembali pertumbuhan ekonomi dari periode terlemah dalam output nasional dalam beberapa dekade.

Menjelang pemilihan umum, Kanselor Inggris Jeremy Hunt mengumumkan pemotongan pajak sebesar 20 miliar pound (Rp 390 triliun) bagi pekerja dan bisnis yang ditargetkan untuk menumbuhkan perekonomian. Namun, para ekonom mengatakan Sunak berada dalam bahaya jika target pertumbuhannya gagal dipenuhi.

Bank Dunia juga telah memperingatkan bahwa perekonomian Inggris menghadapi peluang resesi tahun depan. Biaya hidup yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga sangat membebani rumah tangga dan dunia usaha.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Inggris Resmi Masuk Resesi Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular