'Hantu' Inflasi Masih Gentayangan, Ini Buktinya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju inflasi masih menjadi momok banyak negara. Inflasi anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menembus 10,3% (year on year/yoy) pada Juni tahun ini. Catatan tersebut adalah yang tertinggi sejak Juni 1988 atau 34 tahun terakhir.
Laju inflasi negara OECD juga jauh lebih tinggi dibandingkan Mei yang tercatat 9,7%. Kenaikan harga pangan dan energi menjadi pemicu lonjakan inflasi di hampir seluruh anggota OECD, kecuali di Jepang, Jerman, dan Belanda.
"Sepertiga anggota OECD mencatatkan inflasi double digit di mana rekor tertinggi ada di Turki (78,6%) sementara terendah di Jepang (2,4%)," tulis OECD dalam laporannya.
Baca:Alarm Krisis Pangan |
![]() |
Sebagai catatan, OECD memiliki 39 anggota yaitu Austria, Australia, Belgia, Kanada, Chile, Kolombia, Kosta RiKa, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Islandia, Hungaria, Irlandia, Israel, Italia, Japan, Korea Selatan, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Meksio, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Polandia, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).
Dari 39 negara anggota, hanya dua negara yang mencatatkan inflasi single digit pada kelompok energi yaitu Hungaria (6,7%) dan Meksiko (5,8%). Selebihnya, menembus double digit.
Inflasi kelompok pangan di negara OECD terus merangkak naik menjadi 13,3% pada Juni, dibandingkan 12,6% pada Mei. Catatan tersebut adalah yang tertinggi sejak Juli 1975 atau 47 tahun yang lalu.
Inflasi kelompok tersebut dicatatkan Turki yakni hingga 93,9%. Sebaliknya, Swiss mencatatkan inflasi pangan terendah yakni 1,9%.
Inflasi pada kelompok energi melonjak hingga 40,7% pada Juni tahun ini, naik dibandingkan Mei yang tercatat 35,4%. Inflasi kelompok energi tertinggi juga dicatatkan terjadi di Turki yakni 172,4%.
Dari 39 negara anggota, hanya dua negara yang mencatatkan inflasi single digit pada kelompok energi yaitu Hungaria (6,7%) dan Meksiko (5,8%).
Terdapat sembilan negara yang mencatatkan inflasi di atas 50% pada kelompok energi di mana semuanya berada di kawasan Eropa yaitu Belgia, Estonia, Yunani, Irlandia, Latvia, Lithuania, Belanda, Inggris, dan Turki. Eropa menggantungkan 40% pasokan energinya kepada Rusia sehingga perang Rusia-Ukraina melambungkan harga energi di kawasan Eropa.
Jika mengeluarkan komponen energi dan makanan, inflasi pada negara OECD mencapai 6,7% pada Juni, naik dibandingkan pada Mei (6,4%). Hanya tiga negara yang mencatatkan inflasi double digit yaitu Ceko, Slovakia, dan Turki.
OECD juga mencatat rata-rata inflasi di kelompok negara kaya G7 mencapai 7,9% pada Juni, naik dibandingkan yang tercatat pada Mei (7,5%).
"Kelompok energi masih menjadi kontribusi utama inflasi di Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang," tutur OECD.
Inflasi kelompok di luar makanan dan energi pada kelompok G7 mencapai 4,7%, turun dibandingkan Mei (4,8%). Untuk kawasan Uni Eropa rata-rata inflasi menembus 8,6% pada Juni, naik dibandingkan Mei (8,1%).
"Data awal menunjukkan inflasi, di luar makanan dan energi, masih akan meningkat menjadi 4% pada Juli dibandingkan 3,7% pada Juni," ujar OECD.
Sementara itu, inflasi pada kelompok G20 mencapai 9,2% pada Juni 2022, lebih tinggi dibandingkan yang tercatat pada Mei (8,9%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Sri Mulyani: Ada Inflasi yang Tak Bisa Dikendalikan
(mae/mae)