Gula-Kopi Bawa Petaka Buat Indonesia, Kok Bisa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pangan jadi permasalahan semua negara karena harganya yang melonjak, termasuk Indonesia yang sebagian memenuhi dapurnya dengan impor. Bahkan lewat secangkir kopi manis, Indonesia bisa mendapatkan masalah. Bagaimana bisa?
Harga kopi acuan arabika diperkirakan masih akan jatuh dan menutup tahun ini dengan penurunan 20% dibandingkan tahun lalu, berdasarkan jajak pendapat Reuters. Harga kopi Arabica dunia pada 2022 diperkirakan akan berada di US$ 1,8 per pond.
Pada jajak pendapat Reuters, para analis menyebutkan prospek panen Brasil yang lebih besar tahun depan akan membebani harga, terutama pada kuartal terakhir tahun ini. Tanaman kopi Brasil pada 2023/2024 diperkirakan naik menjadi 71 juta karung, naik dari perkiraan median 63 juta karung untuk panen 2022/2023.
Embun beku dan kekeringan tahun lalu, yang merusak produksi kopi di Brasil, diperkirakan akan menyebabkan anomali dalam siklus panen dua tahunan negara itu. Siklus pohon kopi arabika memiliki produksi yang lebih tinggi dan lebih rendah tiap ganti tahun. Ini adalah perkembangan alami karena pohon menjadi stres setelah banyak buah dan menghasilkan lebih sedikit di musim berikutnya.
Panen 2022/2023 seharusnya menjadi musim panen dalam siklus dan tahun depan bakal menjadi musim yang lebih sedikit panen. Akan tetapi pola itu akan berbalik dengan panen yang lebih besar pada 2023/2024.
Produsen robusta teratas Vietnam diperkirakan akan menghasilkan 30 juta karung pada 2022/2023, sedikit turun dibanding musim sebelumnya. Departemen Pertanian AS mencatat panen kopi dari Vietnam 2021/22 sebanyak 31,6 juta karung.
Defisit kopi global sebesar 0,8 juta karung diperkirakan pada 2022/2023, lebih rendah dibandingkan dengan defisit global sebesar 8,4 juta karung pada 2021/2022, menurut konsensus.
Harga kopi dunia yang turun akan mempengaruhi nilai ekspor kopi Indonesia. Sepanjang periode Januari hingga Mei 2022, Indonesia telah mengekspor 139.303,9 ton. Jumlah ini naik tipis 4,65% year-on-year/yoy. Meskipun demikian, harga kopi yang melonjak membuat nilai ekspor Indonesia naik 37,29% yoy menjadi US$ 389,5 juta atau Rp 5,84 triliun (kurs=Rp 15.000/US$).
(ras/ras)