
Pertamina Didorong Masuk Masela, Ini yang Harus Diperhatikan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dinilai perlu melihat kembali kondisi keuangan perusahaan pelat merah jika harus masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela. Hal tersebut menyusul perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta BUMN mengambil 35% hak partisipasi Blok Masela dari Shell.
Pengamat Energi Salis S Aprilian mengatakan persoalan pengembangan Blok Masela dari tahun ke tahun semakin kompleks. Pasalnya, selain masalah teknis dan finansial, terdapat juga permasalahan seperti komersial, legal, sosial dan lingkungannya. Ditambah Shell akan hengkang dari proyek itu.
Oleh sebab itu, jika pemerintah memaksa BUMN untuk terlibat dalam pengelolaan Blok Masela yang membutuhkan anggaran jumbo, sebaiknya perlu dilihat kembali kondisi keuangan perusahaan pelat merah.
"Kalau BUMN seperti Pertamina, PLN, Pupuk Indonesia, Semen Indonesia, dan lainnya diminta berkontribusi dalam pengembangan Blok Masela, sebaiknya melihat kondisi keuangan mereka. Kalau harus berhutang lagi dengan tingkat risiko yang masih tinggi, saya kira akan terlalu membebani perusahaan negara," kata Salis kepada CNBC Indonesia, Senin (1/8/2022).
Menurut Salis, prospek Blok Masela dari sisi cadangan dan sumber daya cukup bagus. Namun demikian, tantangannya dari sisi produksi dan komersialnya.
Sebelumnya, kemampuan Pertamina untuk menggantikan Shell di proyek Lapangan Abadi Blok Masela sempat diragukan. Pasalnya, jika Pertamina didorong masuk ke proyek gas raksasa ini, Pertamina harus menggelontorkan dana senilai US$ 6 miliar atau Rp 89,16 triliun (kurs Rp 14.864/US$).
Dana tersebut untuk mengakuisisi hak partisipasi (Participating Interest/PI) sebesar 35% Shell di blok jumbo yang saat ini dioperatori oleh perusahaan Jepang Inpex. Besaran biaya tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto.
Menurut Sugeng dengan masuknya Blok Rokan ke tangan Pertamina, perusahaan migas pelat merah ini sebenarnya sudah cukup menanggung beban yang luar biasa. Apalagi jika harus ditambah dengan mengelola Blok Masela.
Sugeng mengatakan masuknya Pertamina ke Blok Masela bisa saja terjadi, namun Pertamina setidaknya harus mengucurkan dana sekitar US$ 6 miliar untuk mengakuisisi PI sebesar 35% Shell. Angka tersebut muncul jika nantinya investasi pengembangan Blok Masela secara keseluruhan memakan biaya US$ 19 miliar.
"35% dari US$ 19 miliar bisa dihitung berapa. Kurang lebih membutuhkan US$ 6 miliar. Sedangkan hari ini untuk Rokan saja Pertamina masih cukup megap-megap dengan working capital dia masih harus melakukan pengeboran dan sebagainya," kata dia ditemui di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).
Dia sebenarnya senang-senang saja jika Blok Masela nantinya bisa dikelola oleh pihak nasional. Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa negara ini harus bersikap realistis.
"Kita masih tetap butuh Foreign Direct Investment (FDI). Maka kita juga menawarkan kepada investor-investor di bidang migas untuk menggantikan posisinya Shell. Karena penting, mereka membawa yang ke sini," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jika Pertamina Masuk Blok Masela, Segini Perkiraan Dananya..