Pak Jokowi Tolong! Kasus Covid RI Meledak 254% Dalam Sebulan

Maesaroh, CNBC Indonesia
01 August 2022 12:31
Pengunjung mall mengantri untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga covid-19 di mall Bale Kota Tangerang, Banten, Selasa 19/07. Pemerintah resmi memberlakukan wajib vaksin booster atau dosis ketiga untuk masuk mal atau area publik lainnya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengunjung mall mengantri untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga covid-19 di mall Bale Kota Tangerang, Banten, Selasa 19/07. Pemerintah resmi memberlakukan wajib vaksin booster atau dosis ketiga untuk masuk mal atau area publik lainnya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Data Kementerian Kesehatan hingga 30 Juli 2022 asesmen situasi Covid-19 di DKI Jakarta berada pada level 3, dengan kasus konfirmasi pada level 4 atau 173,24/100.000 penduduk. Dengan tren perawatan di rumah sakit isolasi dan ICU juga meningkat menjadi 12,7%.

Tren peningkatan perawatan juga terjadi di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, hingga 31 Juli 2022 jumlah pasien yang dirawat adalah 192 orang. Jumlah tersebut berkurang empat orang dibandingkan hari sebelumnya, dengan keterisian kapasitas tempat tidur perawatan sebesar 4,68% dari total 3.801 tempat tidur.

Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, mengingatkan kasus Covid-19 di Indonesia masih jauh dari puncak atau melanda meskipun dalam dua hari terakhir sudah menurun.

"Yang kita hadapi saat ini adalah BA.4, BA.5 yang kemampuan menginfeksi dan reinfeksinya sangat tinggi. Jumlah kasus bisa jadi lebih banyak dibandingkan saat gelombang Delta," tutur Dicky, kepada CNBC Indonesia.

Dia menambahkan jumlah kasus di Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan faktual nya karena rendahnya testing dan tracing. Dalam catatan BNPB, rata-rata jumlah orang yang melakukan tes Covid selama Juli tercatat 61.008 orang.

Jumlah tersebut sebenarnya lebih tinggi dibandingkan Juni yakni 49.192. Namun, rata-rata yang diperiksa pada Juli jauh di bawah Februari 2022 di mana pada saat itu rata-rata harian orang yang menjalani tes Covid-19 lebih dari 276 ribu.

Melemahnya tracing dan testing menurutnya memang tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi di hampir semua negara. Pasalnya, pelonggaran mobilitas sudah banyak diberikan. Imunitas yang meningkat akibat vaksinasi juga membuat masyarakat dan pemerintah optimis jika angka kesakitan akan lebih sedikit dibandingkan gelombang sebelumnya. Namun, ada bahaya yang mengancam jika tracing dan testing tidak dilakukan dengan memadai.

"Akan banyak kasus yang luput dari kita, terutama kepada kelompok rentan. Ini bisa berbahaya karena akan menajdi tsunami long covid. Ini bisa terjadi 5-10 taun ke depan sehingga ganggu kualitas kesehatan masyarakat," ujarnya.

Dicky berharap pemerintah meningkatkan tracing dan testing serta vaksinasi booster untuk menekan kasus.
Pasalnya, pengetatan mobilitas secara drastis akan sulit dilakukan dan membutuhkan ongkos mahal.

Hingga kemarin, jumlah penerima vaksinasi booster baru mencapai 56, 11 juta atau 27% dari target.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

 

(mae/cha)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular