Internasional
AS Resesi? Nggak Peduli! Ini Komentar The Fed Terbaru

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) memang saat ini sedang dilanda pertumbuhan ekonomi yang minus atau resesi. Namun hal ini tampaknya tidak begitu diperhatikan oleh pejabat bank sentral Federal Reserve negara itu.
Dalam wawancara dengan CBS, Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan ia tidak begitu peduli dengan resesi. Ia mengatakan pihaknya masih fokus untuk membenahi inflasi yang masih terus meroket di negara itu.
"Apakah kita secara teknis dalam resesi atau tidak, tidak mengubah analisis saya. Saya fokus pada data inflasi. Saya fokus pada data upah. Dan sejauh ini, inflasi terus mengejutkan kita ke atas. Gaji terus naik," ujarnya dalam wawancara di program Face the Nation Minggu seperti diberitakan CNBC International, Senin (1/8/2022).
Bulan lalu, inflasi AS melonjak ke rekor tertinggi empat dekade, naik 9,1% dari tahun lalu. Meski begitu, pada saat yang sama, pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam tetap kuat dibuktikan dengan angka pengangguran yang mencapai 3,6%.
"Biasanya, resesi menunjukkan kehilangan pekerjaan yang tinggi, pengangguran yang tinggi, itu mengerikan bagi keluarga Amerika. Dan kami tidak melihat hal seperti itu," katanya.
"Masalahnya, adalah bahwa bahkan di pasar kerja yang kuat, inflasi melampaui pertumbuhan upah dan ini membuat banyak orang Amerika merasakan pemotongan upah fungsional karena biaya hidup meningkat secara nasional. Memecahkan masalah itu dengan mengurangi inflasi adalah tujuan utama Federal Reserve saat ini."
"Apakah kita secara teknis dalam resesi atau tidak, tidak mengubah fakta bahwa Federal Reserve memiliki pekerjaan sendiri yang harus dilakukan, dan kami berkomitmen untuk melakukannya," tambah Kashkari.
Biro Analisis Ekonomi melaporkan pada Kamis lalu bahwa produk domestik bruto negara itu menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut. Ini seringkali merupakan tanda peringatan yang menyertai resesi ekonomi.
Namun bagi Kashkari, itu mungkin sebenarnya hal yang baik. Perlambatan ekonomi dapat membantu mengurangi inflasi ke titik di mana ia tidak lagi melampaui pertumbuhan upah.
"Kami pasti ingin melihat beberapa pertumbuhan ekonomi. Kami tidak ingin melihat ekonomi terlalu panas. Kami akan senang jika kami dapat bertransisi ke ekonomi yang berkelanjutan tanpa membawa ekonomi ke dalam resesi," terangnya lagi.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghindari resesi, tetapi kami berkomitmen untuk menurunkan inflasi, dan kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan. Kami masih jauh dari mencapai ekonomi yang kembali ke inflasi 2%. Dan di situlah kita harus menuju."
[Gambas:Video CNBC]
Harga Migor Tak Kunjung Turun, Hingga AS di Ambang Resesi
(sef/sef)