Siap-siap! Jasa Pengeboran Migas Bakal Mengerek Tarif

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 27/07/2022 17:55 WIB
Foto: Rig Migas Soehanah. Doc skk migas

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan jasa penunjang hulu minyak dan gas bumi (migas) seperti halnya jas pengeboran migas bersiap menaikkan tarif jasanya. Hal ini imbas dari bertahan lamanya harga minyak mentah dunia yang tinggi di atas US$ 100 per barel.

Salah satu yang akan menaikkan tarif jasanya adalah PT COSL Indo. Operation Director PT COSL Indo, Abdul Hakim Yahya membeberkan bahwa kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini telah membuat beberapa komoditas pendukung kegiatan pengeboran turut terkerek.

Sementara, kontrak jasa pengeboran dengan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama dibuat ketika harga minyak masih di bawah US$ 100 per barel.


"Kami masih mempunyai beberapa kontrak sejak 2019 berlaku sampai 2023. Ini jadi, memang walaupun kita rugi kita tetap komitmen. Kan kita gak bisa ubah harga," kata dia saat ditemui di Jakarta Convention Center, Rabu (27/7/2022).

Meski demikian, di dalam kontrak baru atau perpanjangan kontrak yang akan berjalan dengan para KKKS ke depan, perusahaan berencana untuk melakukan negosiasi ulang terkait tarif. Mengingat semua komoditas pendukung kegiatan pengeboran saat ini mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

"Bisnis migas ini kan bukan bisnis setahun, jadi sekali kontrak 3-4 tahun. Biasanya kontrak long term kita sambungkan ke Brent crude oil. Jadi kalau harga minyak naik kita naik kalau harga minyak turun kita turun," ungkapnya.

Pada tahun ini COSL sendiri menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 3-4 juta. Adapun dari belanja modal tersebut, alokasi paling besar diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur tangki, shore base pelabuhan yang harus memenuhi spesifikasi tender.

"Kita lagi buat tangki karena sedang menghadapi tender bersama di Pertamina Hulu Mahakam yaitu harus bangun tangki kapasitas 11 ribu barel. Capex di divisi saja mungkin sampai US$ 3-4 juta untuk tahun ini karena ada beberapa tender yang kita ikuti infrastrukturnya harus kita penuhi dan itu butuh capital modal," ujarnya.

Adapun COSL sendiri telah memiliki beberapa customer KKKS yang saat ini beroperasi di Indonesia. Selain Pertamina, perusahaan juga melakukan kerja sama dengan KKKS seperti PT Saka Energi, Husky-CNOOC Madura Limited, PT Medco E&P Simenggaris, PT Bumi Siak Pusako (BOB BSP)-Pertamina Hulu.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini


Related Articles