
Proyek Migas Bakal Marak, Barang Lokal Udah Siap?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong keterlibatan perusahaan jasa penunjang dalam negeri untuk turut terlibat dalam proyek-proyek strategis hulu migas. Utamanya setelah adanya temuan-temuan sumber daya gas yang akhir-akhir ini berada di laut dalam.
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi mengatakan di dalam proses kegiatan pencarian cadangan migas, kontraktor migas biasanya membutuhkan peralatan berteknologi tinggi. Sementara teknologi tersebut mayoritas lebih banyak dipesan dari luar negeri.
Namun guna meningkatkan capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor hulu migas dan mengurangi ketergantungan pada produk impor, setidaknya terdapat dua cara yang dapat dilakukan perusahaan penyedia barang dan jasa lokal.
Pertama yakni melakukan Research and Development (RnD) alias riset dan pengembangan, kedua melakukan transfer teknologi dari perusahaan asing.
Tetapi, jika pemerintah ingin mengejar target produksi 1 juta barel minyak dan 12 BSCFD gas pada 2030 mendatang maka opsi yang perlu diambil adalah transfer teknologi. Pasalnya, proses riset dan pengembangan akan memakan waktu yang cukup panjang.
"ToT adalah mengundang, bermitra dengan perusahaan yang sudah memiliki teknologi dibangun di sini dan dikembangkan di sini. Ini akan jauh lebih cepat. Karena bagaimanapun kita gak bisa kan 2030 1 juta barel tapi kita nungguin orang RnD kan gak mungkin," kata dia saat ditemui di JCC Senayan, Kamis (28/7).
Menurut Erwin dengan adanya transfer teknologi dari perusahaan asing ke perusahaan lokal, hal itu juga akan berpeluang meningkatkan kualitas barang dan jasa yang ada di dalam negeri. Dengan begitu, maka akan terdapat peningkatan investasi yang cukup signifikan.
"Jadi konsep ToT itu menjadi kekuatan kita untuk mengundang targetnya adalah investasi tercapai dan pemain dalam negeri bertambah, karena makin bertambah terjadi tender yang fair maka efisiensi cost recovery akan tercapai. Tapi kalau kita mikirnya kita lindungi sendiri dan RnD sendiri ya bisa sih tapi butuh waktu panjang," ujarnya.
Ia pun mencontohkan seperti di Batam, terdapat perusahaan Jepang yang 99% nya merupakan pekerja Indonesia, namun kualitasnya sudah standar Jepang. Artinya capaian investasi akan selalu sejalan dengan serapan TKDN.
"Jepang menyatakan ke kita bahwa dengan keberpihakan ini mereka tidak mau memindahkan pabrik mereka dari Batam ke lokasi lain. Jadi menurut saya investasi akan selalu jalan seiring dengan kita mendukung TKDN," katanya.
Seperti diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mencatat realisasi TKDN hingga semester 1 untuk beberapa proyek hulu migas telah mencapai 63%. Angka ini setidaknya 6 persen melampaui target yang ditetapkan pemerintah yang sebesar 57%.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pemerintah telah mengarahkan agar sektor migas tidak hanya sebagai sumber energi bahan baku industri maupun penerimaan negara saja. Namun industri ini harus menjadi lokomotif penggerak perekonomian nasional dengan menciptakan multiplier effect dan terus berupaya meningkatkan kapasitas nasional.
"Sampai semester I, komitmen TKDN hulu migas sudah capai 63,02% dengan nilai kontrak barang dan jasa US$ 1,8 miliar. TKDN hulu migas ini melebihi target yang ditetapkan pemerintah. Besar kontribusi hulu migas semakin bertambah dengan maraknya kegiatan untuk mencapai target 1 juta barel per hari di 2030," kata dia dalam Forum Kapasitas Nasional II 2022, di Jakarta Rabu (27/7/2022).
Adapun hingga Semester I tahun 2022, industri hulu migas berkontribusi terhadap penerimaan negara sebesar US$ 9,7 miliar atau setara Rp 145 triliun (kurs Rp 15.000/US$). Angka itu mencapai 97,3% dari target tahunan penerimaan negara pada APBN 2022, yang ditetapkan sebesar US$ 9,95,
Sementara, nilai kontribusi industri migas terhadap industri lain pada periode 2020-Juni 2022 mencapai Rp 174,53 triliun. Angka ini jauh melampaui nilai kontrak komoditas utama migas sendiri yang sebesar Rp 141,20 triliun.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Forum Kapasitas Nasional, Kejar Target 1 Juta Bph Migas 2030