Cadangan Gas Tak Sesuai, Blok Sakakemang Kurangi Pembeli

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
29 July 2022 16:30
Sumur KBD-2X well, Blok Sakakemang yang dioperasikan Repsol. (Dok: skk migas)
Foto: Sumur KBD-2X well, Blok Sakakemang yang dioperasikan Repsol. (Dok: skk migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut jumlah cadangan di Blok Sakakemang rupanya tak sebesar ekspektasi awal. Hal ini lantas berdampak pada kontrak jual beli gas yang sebelumnya sudah ditandatangani dengan para calon pembeli.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, Arief Setiawan Handoko mengatakan dengan adanya kondisi tersebut maka calon pembeli gas di Blok Sakakemang akan dikurangi. Meski begitu, dia belum merinci berapa jumlah pasokan gas yang nantinya akan dikurangi.

"Gas nya kan gak sesuai di awal. Nah kan Sakakemang kalau gak salah ke Rokan ke Pupuk, makanya dikurangi," kata Arief saat ditemui di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).

Padahal, menurut Arief pihaknya sendiri sudah berupaya menyiapkan calon pembeli yang nantinya akan menyerap gas dari Blok Sakakemang. Namun demikian setelah dilakukan proses lebih lanjut temuan gas tidak sebesar yang dipaparkan di awal.

"Kita udah siap-siapin kan off taker nya. Eh gak taunya gasnya gak ada. Kayak etalase lah, saya punya etalase ada teh botol ada sprite ada ini ada itu yang saya jual. Kan janjinya etalase nya penuh. Eh cuma ada dua teh botol, sprite nya gak ada" kata dia.

Sebelumnya Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya tengah menanti revisi rencana pengembangan (POD) Blok Sakakemang oleh perusahaan migas asal Spanyol, Repsol. Hal tersebut menyusul dengan jumlah cadangan yang rupanya hanya sekitar 0,5 triliun kaki kubik (TCF).

Menurut Dwi, proses pengembangan Blok Sakakemang yang berada di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan masih dilakukan pembahasan untuk proses selanjutnya.

Pasalnya, selain memasukkan fasilitas Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) di dalam revisi PoD, Repsol juga perlu mengevaluasi terkait cadangan yang ada.

"Direvisi karena pengeboran berikutnya gak sebesar yang pertama sehingga saya kira mereka sekarang di bawah 0,5 TCF," katanya saat ditemui di Gedung SKK Migas, Jumat (15/7/2022).

Adapun, konsorsium Repsol, Petronas, dan Mitsui Oil Exploration pada 2019 silam mengumumkan adanya temuan cadangan gas "jumbo" di Blok Sakakemang. Repsol mulanya memperkirakan cadangan gas di blok ini bisa mencapai hingga 2 triliun kaki kubik (TCF) dari sumur Kaliberau Dalam 2x (KBD-2X) dengan kedalaman 2.430 meter, yang ditajak pada 20 Agustus 2018.

Nantinya gas produksi Blok Sakakemang akan diintegrasikan dengan fasilitas produksi di Blok Corridor. Wilayah kerja Sakakemang memang berdekatan dengan wilayah Corridor.

Pemerintah Indonesia pun telah memberikan persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/ PoD) Pertama Lapangan Kaliberau di Blok Sakakemang ini pada akhir 2020 lalu. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan lapangan tersebut ditaksir mencapai US$ 359 juta atau Rp 5,06 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$).

POD I Lapangan Kaliberau disetujui dalam rangka untuk memproduksikan cadangan gas sebesar 445,10 miliar standar kaki kubik (BSCF) (gross) hingga batas akhir keekonomian proyek (economic limit) pada 2038 atau 287,70 BSCF penjualan gas dengan laju produksi gas puncak sebesar 85 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan kumulatif produksi kondensat sebesar 0,17 MMSTB dengan laju produksi puncak sebesar 34 barel kondensat per hari (barrels condensate per day/ BCPD).


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Karun RI yang Digali Spanyol Ini Tak Sejumbo Ramalannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular