Kapal Perang AS Lewat di Selat Taiwan, China Ngamuk!
Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali menyatakan luapan kekesalannya kepada Amerika Serikat (AS). Pasalnya, salah satu armada Angkatan Laut AS lagi-lagi melintasi wilayah Selat Taiwan.
Kapal perang AS USS Benfold melakukan pelayaran di wilayah yang sensitif itu pada Selasa (19/7/2022). Washington mengatakan pelayaran kapal yang merupakan bagian dari armada ketujuh AS itu telah sesuai dengan kaidah dan hukum internasional yang berlaku.
"Transit melalui koridor di Selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai mana pun/ transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," ujar keterangan Angkatan Laut AS dikutip Reuters, Rabu, (20/7/2022).
Hal ini sontak memancing kemarahan dari China. Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa pasukannya telah mengikuti kapal tersebut dan bahkan memberikan peringatan.
"Provokasi dan pamer yang sering dilakukan oleh Amerika Serikat sepenuhnya menunjukkan bahwa Amerika Serikat adalah perusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan pembuat risiko keamanan di Selat Taiwan," katanya.
"Pasukan teater tetap siaga tinggi setiap saat dan dengan tegas membela kedaulatan nasional dan integritas teritorial."
Hingga saat ini, China terus menegaskan klaimnya bahwa Taiwan merupakan bagian integral dari kedaulatannya. Beijing juga sejauh ini telah menjauhkan pulau itu dari keterlibatan dan kerjasama internasional.
Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir, negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu beberapa kali mengirim jet tempurnya memasuki zona pertahanan udara Taiwan atau ADIZ. Jumlahnya bahkan bisa mencapai ratusan dalam waktu setahun.
Di sisi lain, AS menempatkan posisinya untuk membela Taiwan. Bahkan, menanggapi masuknya jet tempur Beijing, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sempat menuduh China "meningkatkan retorika dan aktivitas yang provokatif."
Tak hanya itu, Presiden AS Joe Biden juga menyuarakan baru-baru ini bahwa pihaknya mungkin akan melakukan penerjunan militer di Taiwan bila serangan dari China benar-benar terjadi layaknya Rusia menyerang Ukraina.
(luc/luc)