Internasional

Siap-siap! Bakal Ada Kabar (Buruk) Lagi dari Ekonomi Inggris

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
20 July 2022 10:52
Pabrik Industri di Inggris
Foto: Pabrik industri CF di Billingham, Inggris 22 September 2021. (REUTERS/Lee Smith)

Masyarakat Inggris sedang memasuki masa depan ekonomi yang tidak menentu setelah terpukul pasca Covid-19 hingga berlanjut dengan dampak dari perang Rusia-Ukraina. Berdasarkan Laporan Stabilitas Keuangan, Bank Sentral Inggris (BoE) menyebut ekonomi Negeri Tiga Singa tengah memburuk. Perang di Ukraina ikut memperkeruh kondisi ekonomi.

Secara keseluruhan, penilaian konsumen terhadap kondisi bisnis dan kondisi pasar tenaga kerja saat ini terlihat pesimistis. Tentunya perekonomian Inggris begitu disorot karena merupakan negara kelima dengan perekonomian terbesar di dunia.

Perekonomian Inggris diperkirakan merosot. Gejolak ekonomi dunia dan ancaman resesi ekonomi global mempengaruhi ekonomi Inggris. Ekonomi Inggris yang saat ini mencetak rekor inflasi nyaris dobel digit, serta pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Berdasarkan Laporan Stabilitas Keuangan, Bank Sentral Inggris (BoE) menyebut ekonomi Negeri Tiga Singa tengah memburuk. Perang di Ukraina ikut memperkeruh kondisi ekonomi.

Tekanan ekonomi seperti tiada ujungnya. Selain inflasi yang meninggi, indeks harga produsen (producer price index/PPI) Inggris mengalami kenaikan pada Mei 2022 diangka 22,1%. Prediksi tingginya inflasi inggris pada bulan berikutnya juga ikut memicu kenaikan indeks harga produsen. Reuters Poll memperkirakan bahwa indeks harga produsen pada Juni 2022 naik 23,2%.

Indeks harga produsen mengukur harga barang saat siap keluar dari pabrik. Tingginya harga produsen akan berimplikasi pada harga jual barang yang lebih mahal pada bulan-bulan berikutnya. Kenaikan dari harga energi dan harga komoditas lain akan kembali meningkatkan inflasi.

Situasi tersebut cukup pelik bagi pelaku usaha. Sebab apakah pelaku usaha tersebut akan mulai melakukan efisiensi, yang artinya mencari bahan baku yang lebih murah, menurunkan kualitas produk jualnya, atau akan meneruskan biaya ini kepada konsumen.

Oleh sebab itu, ketika inflasi produsen tinggi, maka harga juga ke konsumen akan meningkat. Hal ini akan berdampak pada inflasi (consumer price index/CPI).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/luc)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular