
Fakta Seputar BA.2.75 yang Ditemukan di RI: Menebar Ancaman!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan telah mengumumkan munculnya subvarian baru Covid-19 yakni BA. 2.75. Subvarian yang sudah beredar di India itu sudah ditemukan di Bali dan di Jakarta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan akan, ada satu pasien ditemukan di Bali, dan dua lainnya di Jakarta. Khusus di Ibu Kota, kemungkinan adalah kasus yang berasal dari transmisi lokal.
Lantas, seperti apa BA.2.75? Bagaimana karateristiknya?
Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengemukakan, subvarian tersebut pertama kali dilaporkan dari India pada awal Juni, dan kini sudah terbesar di 15 negara.
Negara-negara yang sudah terjangkiti BA.2.75 antara lain Jerman, Inggris, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Amerika Serikat (AS), Australia, sampai dengan Singapura.
"Di India yang kita kenal sebagai negara yang pertama kali melaporkan varian Delta BA.2.75 menyebar dengan cukup cepat," kata Tjandra dalam keterangan resmi, Selasa (19/7/2022).
Tjandra mengatakan, pakar dari Mayo Clinic menyatakan bahwa peningkatan kasus di India akibat BA.2.75 bersifat eksponensial, kendati masih harus menunggu data-data lain dalam beberapa minggu mendatang.
"Pembantu Dekan bidang riset Arkansas State University juga mengkhawatirkan tentang penyebaran BA.2.75 ini di India yang menurutnya sekarang sudah lebih cepat dari BA.5 di sana," jelasnya.
Tjandra mengatakan, pembantu dekan tersebut juga memperkirakan bahwa BA.2.75 juga akan menyebar cukup cepat di Inggris dan AS yang sejak awal di satu negara bagian dan kini sudah ada di 7 negara bagian Amerika.
"Sementara itu, pakar dari Peking University mendapatkan bahwa BA.2.75 lebih mungkin menghindar dari sistem imun tubuh, dibandingkan dengan BA.2.12.1 yang sebelum ada BA.5, merupakan varian yang dominan di Amerika," katanya.
Tjandra mengatakan, sejauh ini memang belum ada kepastian pola penularan dan berat ringannya dampak BA.2.75 yang oleh sebagian pihak disebut sebagai 'centaurus'. Data sementara menunjukkan BA.2.75 menunjukkan 8 mutasi tambahan daripada BA.5.
"Data awal juga menunjukkan bahwa BA.2.75 menunjukkan beberapa alternatif solusi dari BA.5 antara lain del 69/70 menjadi 147E, 152R, 157L, 210V, 257S, serta 452R menjadi 446S," jelasnya.
Tjandra menegaskan, munculnya BA.2.75 di Indonesia menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai. Menurutnya, apapun masih bisa terjadi di masa yang akan datang, termasuk kemunculan varian dan subvarian baru.
"Tentu tidak perlu panik, tetapi jelas perlu waspada dan mendapatkan data ilmiah yang valid agar penanganan di lapangan agar berjalan dengan tepat," kata Tjandra.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apa Kabar Covid-19 di RI? Ada 46.643 Kasus Baru Hari Ini
