
Kasus Kematian Akibat Covid-19 di RI Melonjak, Alarm Bahaya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia terus meningkat selama dua bulan terakhir. Tambahan kasus baru pada sepekan terakhir bahkan melonjak 36%.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus Covid-19 selama sepekan terakhir (11-17 Juli) menembus 23.648, atau meningkat 36% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 17.388.
Kenaikan kasus pekan kemarin jauh lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya (29.13) atau dua pekan sebelumnya (8,8%). Dengan kenaikan pada sepekan terakhir berarti kasus Covid-19 di Indonesia sudah meningkat selama delapan pekan atau dua bulan.
Kasus Covid-19 di Indonesia mulai melonjak pada akhir Mei tahun ini seiring masuknya virus Corona subvarian Omicron BA.4, BA.5. Kenaikan kasus bahkan pernah melompat hingga 105,7%.
Pada Sabtu (16/7/2022), kasus Covid-19 bahkan menyentuh 4.329 atau tertinggi sejak 25 Maret 2021. Sebagai catatan, tambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia juga tidak pernah menyentuh angka 4.000 sejak 26 Maret atau tiga bulan lebih.
Tingginya kasus Covid-19 disebabkan masih besarnya tambahan kasus di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Ketiga provinsi tersebut merupakan episentrum gelombang III Covid-19 yang dipicu varian Omicron dan subvarian Omicron BA.4, BA.5.
Dalam sepekan terakhir, tambahan kasus Covid di Jakarta mencapai 11.922 atau naik 28,1% dibandingkan pekan sebelumnya. Lonjakan kasus di Jawa Barat mencapai 39,3% atau sebanyak 4.563.
Di Jawa Timur, kasus bertambah sebanyak 1.519 atau melesat 46,2% dalam sepekan. Sementara itu, tambahan kasus di Banten melonjak 46,7% atau sebanyak 3.017 kasus.
Kasus kematian juga meningkat tajam. Dalam sepekan terakhir, kasus kematian menembus 54 jiwa, melonjak 38,1% dibandingkan pekan sebelumnya (42 jiwa). Pada pekan sebelumnya, kasus kematian tercatat 32 jiwa.
Rata-rata positivity rate dalam sepekan terakhir juga masih berada di angka 5,34%. Turun sedikit dibandingkan pada pekan sebelumnya yang tercatat 5,45%. Kendati turun tipis, rata-rata positivity rate selama dua pekan terakhir ada di atas batas aman yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5%.