Jangan Senang Dulu! Ada Ancaman Ini Mengintai Neraca Dagang
Jakarta, CNBC Indonesia - Surplus neraca perdagangan melesat pada Juni 2022 dan menembus hingga US$ 5,09 miliar. Lonjakan surplus ditopang oleh tingginya ekspor minyak sawit mentah (CPO).
Namun, mulai melandainya harga komoditas, kekhawatiran resesi, serta perlambatan ekonomi global bisa berdampak negatif ke ekspor Indonesia sekaligus membuat surplus semakin menyusut ke depan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada Juni 2022 mencapai US$ 26,09 miliar. Nilai tersebut melonjak 21,30% dibandingkan Mei 2022 dan melesat 40,68% dibandingkan Juni 2021.
Nilai ekspor Juni adalah yang tertinggi ketiga setelah April 2022 (US$ 27,32 miliar) serta Maret 2022 (US$ 26,50 miliar).
Impor pada Juni 2022 tercatat US$ 21 miliar. Nilai tersebut naik 12,87% dibandingkan bulan sebelumnya dan melesat 21,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, neraca perdagangan membukukan surplus sebesar US$ 5,09 miliar. Nilai tersebut menjadi tertinggi ketiga dalam sejarah setelah April 2022 (US$ 7,56 miliar) dan Oktober 2021 (US$ 5,79 miliar).
Surplus terseut jauh di atas perkiraan pasar. Polling CNBC dari 12 lembaga memperkirakan surplus hanya menyentuh US$ 3,42 miliar.
Dengan kembali surplusnya neraca perdagangan pada Juni maka neraca perdagangan Indonesia sudah mencatatkan surplus selama 26 bulan terakhir.
Secara keseluruhan, ekspor pada Januari-Juni atau semester I tahun ini tercatat US$ 141,07 miliar atau melonjak 37,11% dibandingkan periode yang sama sebelumnya.
Sementara itu, nilai impor pada semester I-2022 tercatat US$ 116,18 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan pada semester I-2022 membukukan surplus sebesar US$ 24,89 miliar. Pencapaian tersebut adalah yang tertinggi sepanjang sejarah.
"(Kenaikan nilai ekspor) ini menunjukkan kita dapat wind fall (dari kenaikan komoditas). Baik ekspor dan impor sampai satu semeter ini tumbuh impresif, surplus tinggi dan ini memberikan dampak kepada pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada kuartal II," tutur kepala BPS Margo Yuwono, pada konferensi pers, Jumat (15/7/2022).
(mae/mae)