Situasi Dunia Mengerikan, RI Punya Modal Apa Buat Bertahan?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
13 July 2022 14:13
Infografis/ 10 Langkah biar keuangan tetap bertahan di  Kala Resesi/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ 10 Langkah biar keuangan tetap bertahan di Kala Resesi

Bali, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan risiko stagflasi adalah salah satu hal yang diwaspadai dalam mengambil kebijakan moneter.

Pasalnya, respons kebijakan moneter yang agresif terhadap tekanan inflasi dapat meningkatkan risiko stagflasi secara global.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M. Juhro dalam paparannya menyebutkan, risiko stagflasi mengakibatkan dampak yang bervariasi antar negara. Oleh karena itu, risiko ini harus diwaspadai secara cermat.

"Risiko stagflasi perlu dicermati lebih lanjut, mengingat kebijakan moneter beberapa negara besar yang lebih agresif, yang meningkatkan ketidakstabilan ekonomi global," jelas Solikin dalam webinar side event Presidensi G20 bertajuk 'Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery' di Bali, Rabu (13/7/2022).

Ekonomi di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia menghadapi banyak tantangan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, bauran kebijakan alias policy mix dibutuhkan harus dilakukan Bank Indonesia.

"Dunia saat ini begitu kompleks, terdapat berbagai tantangan dari guncangan internal maupun eksternal. Itu lah mengapa kita membutuhkan policy mix (bauran kebijakan) untuk mengatasi tantangan yang kompleks ini," ujar Solikin lagi.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Institut Bank Indonesia (BI) Yoga Affandi menjelaskan, di banyak kasus negara berkembang, bauran kebijakan sangat efektif dalam merespon dan memitigasi risiko eksternal dan internal yang bisa mengganggu laju perekonomian.

Berbagai risiko yang bisa dihindari dengan adanya bauran kebijakan, kata Yoga di antaranya dampak eksternal terhadap aliran portofolio, kerentanan yang lebih besar terhadap guncangan keuangan global.

Kemudian risiko lain yang berhasil dihindari oleh negara berkembang berkat bauran kebijakan, yakni depresiasi mata uang pasar berkembang diikuti oleh peningkatan spread obligasi rupiah.

"Bauran kebijakan yang melindungi perekonomian dari guncangan. Kerangka policy mix untuk mencapai stabilitas harga, sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar, serta untuk mendukung stabilitas sistem keuangan," jelas Yoga.

Infografis, Cek Nih, Ternyata Resesi Dunia Semenakutkan iniFoto: Infografis/ Resesi Dunia/ Edward Ricardo Sianturi
Infografis, Cek Nih, Ternyata Resesi Dunia Semenakutkan ini

Fenomena stagflasi adalah merosotnya pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan inflasi tinggi. Beberapa pakar bahkan menyebutkan ini sebagai badai besar yang akan menghantam dunia, sebab berkaitan dengan isi perut orang banyak.

Setidaknya ada lima bauran kebijakan yang dilakukan BI, di antaranya adalah menjaga kecukupan likuiditas untuk mendukung pembiayaan perekonomian dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

Kedua, kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong pembiayaan perekonomian dan mengatasi scarring effect perekonomian.

Ketiga, kebijakan stabilisasi nilai tukar diarahkan untuk mencapai stabilitas Rupiah yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi. Hal ini dilakukan melalui intervensi triple, di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN dari pasar sekunder di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih ada.

Keempat, pada sistem pembayaran dan digitalisasi, percepatan digitalisasi sistem pembayaran terus didorong untuk integrasi ekonomi keuangan digital nasional, sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi dan menjadi mesin pemulihan ekonomi. Hal ini dilakukan melalui beberapa inisiatif seperti QRIS, BI FAST, dan sebagainya.

Kelima, memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat & daerah serta lembaga terkait melalui tim pengendalian inflasi nasional & daerah (TPIP & TPID) untuk mengelola tekanan inflasi di sisi penawaran & meningkatkan produksi.

Selain itu, BI juga terus membangun koordinasi kebijakan moneter dan fiskal dengan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk Dari Eropa: 5 Krisis Bisa Terjadi di 2023!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular