Forum Ekonomi Dunia Bawa Kabar Horor: 5 Krisis Terjadi 2023

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
20 January 2023 11:40
World Economic Forum
Foto: World Economic Forum (weforum.org)

Jakarta, CNBC Indonesia - Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) mengidentifikasi lima risiko besar yang dihadapi dunia dan Indonesia mulai tahun ini hingga dua tahun mendatang. Risiko itu terdiri krisis utang, tekanan inflasi yang berlangsung lama, hingga permasalahan geopolitik.

Lima risiko ini WEF identifikasi berdasarkan World Economic Forum's Executive Opinion Survey (EOS) yang dilakukan pada periode April - September 2022. Survey diambil dari 12.000 pimpinan bisnis dan ekonomi yang tersebar di 121 negara.

Hasil survei ini dimuat dalam The Global Risk Report 2023 yang dipublikasikan WEF pada bulan ini. Di dalamnya tertuang berbagai risiko yang harus diantisipasi secara global dalam rentang waktu beragam, mulai tahun ini, dari tahun mendatang, hingga 10 tahun ke depan atau pada 2033.

Risiko-risiko tersebut dibagi ke dalam lima kategori, yaitu ekonomi, lingkungan, geopolitik, sosial, dan teknologi. Sebagian besar kategori risiko itu teridentifikasi akan melanda Indonesia, kecuali yang termuat dalam kategori lingkungan, serta sosial.

Berikut ini lima risiko yang akan dihadapi Indonesia berdasarkan identifikasi WEF:

1. Krisis Utang

WEF menempatkan risiko krisis utang sebagai posisi teratas bagi Indonesia. Namun, dalam tingkatan global, risiko krisis utang dalam jangka pendek menempati posisi ke-11, sedangkan untuk jangka panjang menempati posisi ke-14.

Risiko krisis utang ini berdasarkan catatan WEF mencuat setelah pemerintah di berbagai negara memanfaatkan dana murah dalam bentuk utang publik dari rendahnya suku bunga selama merebaknya Pandemi Covid-19. Terutama untuk menstabilkan sistem keuangan, hingga dukungan fiskal untuk mendorong daya beli masyarakat dan pelaku bisnis saat itu.

Namun, karena terjadi normalisasi kebijakan moneter yang cepat seusai Pandemi Covid-19 dapat dikendalikan, ditambah penguatan dolar AS meningkatkan kerentanan terhadap tingkat utang beberapa negara, termasuk Indonesia, dalam jangka waktu yang panjang.

2. Konflik Antar Wilayah

Konflik antar wilayah atau antar negara ini menjadi risiko kedua yang dihadapi Indonesia berdasarkan pemetaan WEF. Tidak hanya bagi Indonesia, risiko konflik antar wilayah ini termasuk lima besar risiko terbesar yang dihadapi 28 negara lainnya.

Dalam tingkatan global, risiko konflik antar wilayah ini dalam jangka pendek menempati posisi ke-14, sedangkan untuk jangka panjang menempati posisi ke-13. Risiko ini mencuat karena meningkatnya konfrontasi geoekonomi antar negara, terutama setelah perang antara Ukraina dan Rusia.

Konflik antar wilayah atau konfrontasi geoekonomi ini menurut WEF merupakan risiko yang terjadi akibat adanya penerapan sanksi perdagangan, perang perdagangan, hingga arus investasi yang terbatas karena semakin ketat penyaringnya atau yang kerap kali dikenal sebagai investment screening.

3. Lonjakan Inflasi

Meningkatnya risiko inflasi ini menjadi risiko secara luas bagi negara-negara dunia, tak terkecuali Indonesia. WEF mengkategorikan risiko inflasi yang berpotensi naik cepat dan berkelanjutan ini sebagai bagian dari lema besar risiko yang akan dihadapi 89 negara selama dua tahun ke depan.

Permasalahan inflasi yang berisiko naik cepat ini dipicu oleh komoditas pangan dan energi sebagai senjata dalam peperangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, serta efek samping dari Pandemi Covid-19.

Konsekuensi lanjutan dari risiko ini menurut WEF adalah terjadinya stagflasi karena pertumbuhan ekonomi juga masih belum pulih akibat kebijakan moneter yang ketat, hingga munculnya krisis biaya hidup.

4. Ketimpangan digital

Risiko ketimpangan digital yang harus dihadapi Indonesia serta negara-negara lainnya berdasarkan catatan WEF dipicu oleh kurangnya investasi pada sektor itu, keterampilan atau skill digital yang rendah, daya beli yang tidak memadai, hingga adanya pembatasan-pembatasan teknologi oleh pemerintah.

Secara global, besarnya risiko ketimpangan digital dan kurangnya akses ke layanan digital ini menempati peringkat ke-31 sebagai risiko jangka pendek. Sementara itu, risiko ketimpangan digital ini dalam jangka panjang menempati posisi ke-30.

5. Kontestasi geopolitik terhadap sumber daya

WEF mencatat risiko ini tidak hanya dihadapi Indonesia sendiri, melainkan juga negara-negara berkembang lainnya, terutama karena semakin tereksposnya sumber daya alam mereka untuk jenis metal dan mineral yang menjadi sumber daya utama negara-negara di tengah aksi penanganan perubahan iklim.

Sumber daya penting seperti yang termasuk unsur metal dan mineral ini menurut WEF akan menjadi kunci dalam potensi konfrontasi geopolitik karena sumber daya ini tidak hanya penting bagi sumber energi baru dan terbarukan melainkan juga untuk untuk produk-produk teknologi hingga militer.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk Dari Eropa: 5 Krisis Bisa Terjadi di 2023!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular