Bye Kiamat Ayam! RI Siap Kirim 1.000 Ton Ayam ke Singapura
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (Charoen) bakal memasok hingga 1.000 ton produk ayam ke Singapura. Hari ini, perusahaan merealisasikan pengiriman perdana ekspor produk ayam ke Singapura sebanyak 50 ton senilai Rp2 miliar.
"Selain pengiriman ke Singapura juga dilakukan pengiriman repeat order produk produk olahan unggas ke Jepang sebanyak 12.000 kg dan ke Timor Leste berupa karkas ayam sebanyak 12.000 kg," ujar Presiden Komisaris Charoen Hadi Gunawan saat acara Pelepasan Ekspor Perdana Produk Unggas Charoen di Jakarta, Rabu (13/7/2022).
Pelepasan ekspor dilakukan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bersama jajaran eksekutif perusahaan, dihadiri perwakilan dari Kedutaan Singapura di Indonesia dan pihak pembeli dari Singapura.
Seperti diketahui, Charoen pada 30 Juni lalu telah tersertifikasi oleh Singapore Food Agency (SFA) dan ditetapkan sebagai perusahaan unggas Indonesia yang dapat melakukan ekspor ke Singapura.
Dengan capaian tersebut, ujarnya, perusahaan menandatangani kesepakatan kerja sama dengan importir Singapura sebanyak 1.000 ton. Yang akan dikirim bertahap hingga akhir tahun 2022 dan akan terus bertambah menyesuaikan dengan kondisi di Singapura.
"Produk kami telah tersertifikasi oleh standar yang diakui secara internasional seperti sertifikasi Halal, GMP (Good Manufacturing Practice), FSSC 22000 dan memiliki NKV (Nomor Kontrol Veteriner) sehingga telah dapat masuk ke Jepang, Papua Nugini dan Timor Leste dan Qatar," kata Hadi.
Sementara itu, Mentan Syahrul Limpo mengatakan, keberhasilan ekspor produk peternakan ke Singapura, menjadi bukti produk peternakan Indonesia memiliki jaminan keamanan pangan yang berkualitas dan layak tembus pasar internasional.
"Ekspor ini diharapkan dapat membuka jalan bagi produk peternakan Indonesia untuk menembus pasar ekspor negara lain," kata Syahrul.
Apalagi, imbuh dia, produksi daging ayam secara nasional mencapai sekitar 3,8 juta ton per tahun.
"Menjadikan Indonesia sebagai negara yang tercatat mampu memenuhi kebutuhan daging ayam dari produksi dalam negeri," ujarnya.
Di sisi lain, Syahrul menegaskan, meski ekspor penting, namun dilakukan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.
(dce/dce)