
Harga Ayam dan Telur To The Moon, Pecah Rekor Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga telur dan daging ayam terpantau masih mahal dan belum kembali ke posisi tahun 2021.
Dan yang paling mengejutkan adalah, harga daging ayam di wilayah DKI Jakarta bahkan mencapai Rp70 ribu per ekor. Dimana, berat per ekor biasanya adalah 1,5 kg.
Mengutip Informasi Pangan Jakarta, harga daging ayam turun Rp288 jadi Rp41.866 per ekor pada Selasa, 12 Juli 2022. Lalu harga telur naik Rp117 jadi Rp28.308 per kg.
Harga tertinggi hari ini dilaporkan mencapai Rp70.000 per ekor di pasar Lenteng Agung, sedangkan harga tertinggi telur adalah Rp30.000 per kg di pasar Mayestik.
Secara nasional, Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga telur dan daging ayam pada awal bulan Desember 2021 adalah Rp34.500 per kg daging dan Rp25.000 per kg telur.
Pada tanggal 12 Juli 2022, Kemendag mencatat, harga telur dan daging ayam ras masing-masing naik ke Rp29.300 per kg telur dan Rp37.800 dan per kg daging ayam.
Sementara di akhir Mei 2022, harga terpantau di Rp37.200 per kg daging ayam dan 28.500 per kg telur. Lalu pada 2 Juni 2022, harga berada di Rp37.100 per kg daging dan Rp28.800 per kg telur.
Kaji Harga Baru
Sementara itu, pemerintah dikabarkan tengah mengkaji rencana merevisi naik harga acuan untuk telur dan daging ayam ras. Pasalnya, biaya produksi peternak saat ini terus melonjak akibat semakin panasnya inflasi di berbagai belahan dunia.
Seperti diketahui, telur dan daging ayam terus menanjak naik, terutama sejak Idulfitri 2022. Peternak mengungkapkan, lonjakan harga dipicu kenaikan biaya sarana produksi peternakan. Terutama pakan, yang naik jadi Rp8.500-9.000 per kg dan anakan ayam (DOC) yang naik ke atas Rp6.000 per ekor, dari posisi awal tahun 2022.
"Sedang dikaji semua harga HAP (harga acuan) komoditas yang ada di Perpres No 66/2021. Melibatkan team dari kementerian dan lembaga, asosiasi, pelaku usaha hulu dan hilir. Dan sudah cukup lama belum review," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi kepada CNBC Indonesia dikutip Rabu (13/7/2022).
"Harus berpihak pada petani/peternak sekaligus pedagang dan konsumen. Challengenya, mungkin tidak dapat membuat happy semua pihat tetapi fair. Bentuknya apakah HAP, HPP, HET masih terus dalam pembahasan. Untuk daging ruminansia, ayam, eelur memang sudah waktunya direview," lanjut Arief.
Ketika dikonfirmasi, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen Peternakan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Tri Mela Sari mengatakan pihaknya hadir dalam pembahasan yang dipimpin Bapanas.
"Peluang yang harus kita ambil dan Kementan harus support. Insyaallah positif haislnya menopang peternakan kita," kata Mela kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (13/7/2022).
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Bunda, Siap-siap Harga Beras & Telur Naik!