
Ini yang Bikin Sri Lanka Chaos, Semoga Tak Terjadi di RI

Akhirnya, pemerintah sadar krisis sedang terjadi. Pemerintah mencari bantuan (pinjaman) ke negara-negara seperti China. Pada akhirnya menjadi senjata makan tuan karena asetnya terancam hilang karena ketidakmampuan membayar utang.
China telah melakukan intervensi secara lebih terbuka tetapi mengatakan pihaknya mendukung upaya negara kepulauan itu untuk merestrukturisasi utang. Sebelumnya pada tahun 2022, Rajapaksa meminta China untuk merestrukturisasi pembayaran utang sekitar $3,5 miliar kepada Beijing, yang pada akhir tahun 2021 juga memberi Sri Lanka fasilitas swap dalam mata uang $1,5 miliar.
Mengutip BBC, utang Sril Lanka mencapai US$ 51 miliar dengan utang yang harus dibayar tahun ini sebesar US$ 7 miliar. Pemerintah sedang mencari pinjaman darurat US$ 3 miliar dari IMF untuk menutup kurang bayar.
Bank Dunia telah setuju untuk meminjamkan Sri Lanka US$600 juta. Sementara Kelompok negara-negara industri terkemuka G7 - Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan AS - telah mengatakan mereka akan memberikan bantuan kepada Sri Lanka dalam mengamankan keringanan utang.
India telah berkomitmen US$ 1,9 miliar dan mungkin meminjamkan tambahan US$ 1,5 miliar untuk impor. Sri Lanka berutang US$ 6,5 miliar ke China dan keduanya sedang dalam pembicaraan tentang bagaimana merestrukturisasi utang.
Masuklah Sri Lanka ke pusaran utang yang besar karena mata uang negara ini juga makin tidak berharga di hadapan dolar Amerika Serikat.
![]() |