Harga 'Sembako' Dunia Turun, Tapi Masih Mahal! Awas Kelaparan
Jakarta, CNBC Indonesia - Berdasarkan laporan Food Agriculture Organization (FAO) pada Jumat (8/7/2022) indeks harga pangan dunia masih berada pada level tinggi. Pada Juni 2022, Indeks harga pangan dunia rata-rata mencapai 14,2 poin. Turun 3,7 poin atau 2,3% jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Juni ini merupakan penurunan bulan ketiga berturut-turut setelah sempat mencapai pada level tertingginya pada Maret 2022. Indeks Harga Pangan Dunia rata-rata mencapai 159,3 poin pada Maret 2022, naik 17,9 poin atau 12,6% dibanding Februari 2022, melompat ke level tertinggi baru sejak tahun 1990.
Meskipun tercatat turun, indeks harga pangan masih tercatat pada level tertinggi sejak November 2020 dan terus mencatatkan peningkatan.
Indeks Harga Pangan Dunia FAO merupakan ukuran perubahan harga komoditas pangan pokok di skala internasional, yang mencakup harga serealia, minyak nabati, produk susu, daging, dan gula.
Pada Juni 2022, faktor pendorong kenaikan indeks harga paling tinggi terjadi pada komoditas minyak nabati atau minyak sayur dengan rata-rata 211,8 poin, turun 17,4 poin atau 6,6% dari bulan sebelumnya.
Penurunan ini dipicu oleh penurunan harga pada minyak sawit, bunga matahari, kedelai, dan lobak. Harga minyak sawit internasional turun 3 bulan berturut-turut hingga juni. Harga komoditas unggulan ekspor Indonesia, yakni minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) anjlok minggu ini seiring dengan melemahnya harga minyak mentah dunia.
Harga kontrak CPO berjangka di Bursa Malaysia terpantau turun 11,7% dalam seminggu terakhir ke MYR 4.517/ton. Pelemahan harga CPO sebenarnya sudah terjadi sejak minggu kedua bulan Juni lalu. Salah satu pemicu pelemahan harga CPO adalah kenaikan stok Indonesia di bulan Juni 2022.
Di sisi lain, kebijakan Indonesia untuk kembali mendorong ekspor minyak sawit juga turut membuat harga turun. Sepanjang bulan ini, harga CPO telah anjlok 33,06%, meskipun masih naik 6,81% secara tahunan tapi keuntungan tersebut kian tergerus karena harga CPO mengalami tren bearish selama empat pekan beruntun.
Sementara itu, kuotasi harga bunga matahari dan kedelai dunia juga menurun, terkait dengan permintaan impor global yang masih lemah akibat kenaikan biaya yang diamati dalam beberapa bulan terakhir. Dalam kasus minyak rapeseed, selain penjatahan permintaan, harga internasional melemah karena kedatangan pasokan tanaman baru yang sudah dekat.
(aum/aum)