
Harga 'Sembako' Dunia Turun, Tapi Masih Mahal! Awas Kelaparan

Lonjakan harga pangan tentunya memicu krisis pangan yang berkepanjangan di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina mengakibatkan jutaan warga dunia terdampak kelaparan, terancam krisis pangan akut, hingga kekurangan gizi. Salah satunya akibat tingginya harga pangan tersebut.
FAO memperkirakan perang Rusia akan membuat kerawanan pangan melebar dan bencana kelaparan meningkat. Sekitar 50 juta orang di 45 negara diperkirakan hidup dalam kondisi mendekati bencana kelaparan akut.
Saat ini, juga diperkirakan ada 345 juta warga dunia yang menderita kurang makan akut dan menuju jurang kelaparan. Angka tersebut naik 25% dibandingkan perkiraan yang dihitung pada awal perang Rusia-Ukraina akhir Februari lalu. Angka tersebut juga meningkat pesat dibandingkan 135 juta sebelum pandemi Covid-19.
Presiden Joko Widodo juga telah berulang kali memperingatkan akan krisis pangan.
"Di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut, sudah mulai yang namanya kelaparan. Bayangkan," kata Jokowi, pada pengarahan dalam Puncak Hari Keluarga Nasional ke 29 di Medan yang disiarkan secara live melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (7/7/2022).
Meskipun dalam pidatonya Jokowi mengatakan masyarakat Indonesia harus bersyukur karena komoditas pangan strategis nasional tetap terjaga, kenyataannya Indonesia juga tidak lepas dari dampak panjang akibat krisis pangan.
Oleh sebab itu, Indonesia mengajak kerja sama global untuk mengatasi krisis yang tengah mengancam. Mulai dari lonjakan harga energi hingga komoditas pangan, di tengah upaya pemulihan pascapandemi Covid-19.
Kemampuan ekonomi Indonesia tetap bisa tumbuh 5,1% pada triwulan-I tahun 2022 diharapkan bisa menjadi modal untuk mendorong kolaborasi bangkit bersama.
"Indonesia meminta dukungan anda untuk memastikan dunia pulih bersama, sehingga kita semua dapat berdiri lebih kuat menghadapi tantangan ke depan," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat membuka Pertemuan Sherpa ke-2 di Labuan Bajo secara virtual, Minggu (10/7/2022).
Airlangga menyoroti 5 tantangan utama pemulihan global. Dan mengajak negara-negara G20 bertindak bersama. Ada lima tantangan memicu The Perfect Storm tersebut, ujarnya, Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Price, serta Cost of Living.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]