Internasional
Separatis Pro-Rusia Bakal 'Bajak' Kapal Asing di Laut Hitam

Jakarta, CNBC Indonesia - Separatis yang didukung Rusia berencana mengambil alih kapal komersial asing yang berada di pelabuhan kota selatan Ukraina.
Perwakilan Republik Rakyat Donetsk, yang telah memisahkan diri dari Ukraina, telah memberi tahu dua perusahaan pelayaran bahwa akan menyita kapal mereka yang berada di kota Mariupol, Ukraina, menurut laporan Reuters yang dikutip Kamis (7/7/2022).
Penyitaan kapal yang dilaporkan terjadi hampir dua bulan setelah Rusia mengambil kendali penuh atas Mariupol dan kini berusaha untuk membangun dominasi di wilayah Donbas timur Ukraina.
Republik Rakyat Donetsk, wilayah separatis di Ukraina timur yang diakui oleh Moskow, mengirimi setiap perusahaan surat yang menyatakan bahwa kapal-kapal tersebut telah menjadi subjek perampasan paksa harta bergerak dengan konversi paksa menjadi milik negara. Mereka juga tidak menawarkan kompensasi.
Salah satu kapal yang disita adalah Blue Star I berbendera Panama milik Fetida Maritime. Sementara lainnya adalah kapal curah Smarta berbendera Liberia, yang terdaftar di Smarta Shipping.
"Perampasan paksa seperti itu melanggar hak asasi manusia yang mendasar sejauh menyangkut hak properti," kata Smarta kepada kantor berita dalam sebuah pernyataan, melansir Newsweek. "Tindakan semacam itu merupakan ancaman serius bagi pelayaran dan keselamatan maritim."
Sebelumnya, pemimpin separatis Denis Pushilin mengatakan kepada media pemerintah Rusia pada Mei bahwa beberapa kapal akan berada di bawah yurisdiksi Republik Rakyat Donetsk dan keputusan terkait telah dibuat, menurut laporan Independent.
Kementerian luar negeri Ukraina belum mengomentari secara terbuka laporan separatis menyita kapal asing. Kementerian mengatakan mengetahui rencana "otoritas pendudukan Rusia di Donetsk" untuk membuat armada kapal yang mereka curi di Mariupol.
Namun, laporan itu muncul di tengah kebuntuan yang sedang berlangsung atas kendali Laut Hitam, yang telah digunakan oleh Ukraina untuk mengekspor biji-bijian ke pasar luar negeri.
PBB sebelumnya telah memperingatkan bahwa blokade pelabuhan selatanUkraina, pengekspor biji-bijian terkemuka, dapat berkontribusi pada krisis pangan global. Rusia telah menuntut agarUkraina menghapus ranjau dari Laut Hitam untuk memungkinkan lewatnya kapal-kapal yang membawa gandum dengan aman.
[Gambas:Video CNBC]
AS: Pembukaan Blokade Rusia di Laut Hitam Berisiko Tinggi
(tfa/luc)