
Menteri Inggris Resign Berjamaah, Pemerintah Limbung

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris kian terjepit setelah gelombang pengunduran diri menerpa kabinetnya.
Setelah dua orang menteri utama Inggris mengundurkan diri pada Selasa (5/7/2022), yakni Menteri keuangan Rishi Sunak serta Menteri Kesehatan dan Sosial Sajid Javid, gelombang resign tampaknya belum berhenti.
Terbaru, Menteri Anak dan Keluarga Will Quince mengundurkan diri pada Rabu (6/7/2022). Dia menyusul dua rekannya dan setidaknya 10 ajudan serta utusan pemerintah lainnya.
Mengutip The Guardian, Quince mengatakan dia tidak punya pilihan setelah dia muncul di televisi untuk membela Johnson terkait skandal Christopher Pincher. Adapun Johnson menunjuk Pincher untuk peran penting, padahal ia dituding telah melakukan pelanggaran seksual.
Kendati Johnson akhirnya meminta maaf di televisi, namun hal itu telanjur menyulut reaksi publik dan para menterinya.
"Dengan sangat sedih dan menyesal saya merasa bahwa saya tidak punya pilihan selain mengajukan pengunduran diri saya sebagai menteri untuk anak-anak dan keluarga karena saya menerima dan mengulangi jaminan itu dengan itikad baik," katanya, dikutip dari suratnya kepada Johnson.
"Mencapai keputusan ini tidak mudah. Melangkah dari pekerjaan yang saya cintai, di mana kami bekerja setiap hari untuk meningkatkan peluang hidup anak-anak dan orang muda yang rentan dan kurang beruntung di atas dan di bawah negara kami, sangat menyakitkan bagi saya," imbuhnya.
Sementara itu, Laura Trott, seorang ajudan parlemen di Departemen Transportasi, juga mengundurkan diri, serta Jaksa Agung Alex Chalk.
Trott menyatakan bahwa dirinya telah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah.
"Kepercayaan dalam politik adalah, dan harus selalu, yang paling penting, tetapi sayangnya dalam beberapa bulan terakhir ini telah hilang," tuturnya.
Kondisi tersebut membuat posisi Johnson yang sudah rapuh.
Belum lama ini, dia menghadapi mosi tidak percaya di parlemen menyusul kandal 'partygate' yang menimpanya.
Dalam mosi tidak percaya tersebut, Johnson berhasil 'lolos'. Namun, kepemimpinannya terus dipertanyakan hingga saat ini.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tersandung 'Partygate', PM Inggris Hadapi Mosi Tidak Percaya