
Duh! Belum Ada Tanda Harga Sawit Petani Bisa Langsung Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tandan buah segar (TBS) petani dibeli dengan banderol rendah oleh pabrik kelapa sawit (PKS) dalam negeri. Karenanya, banyak petani yang memilih untuk menjual TBS mereka ke Malaysia.
Di sisi lain, kalangan pengusaha pesimis bisa membeli TBS dengan harga normal seperti sebelum adanya pelarangan keran ekspor. Pasalnya, pengiriman ekspor CPO ke luar negeri masih sangat terbatas.
"Kalau normal seperti bulan Maret sampai dengan April 2022 sebelum larangan ekspor sepertinya sulit, sebab harga CPO international juga trennya menurun," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/7/22).
Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) memang naik di sesi awal perdagangan pada Selasa (5/7/2022), setelah harga CPO terkoreksi dua hari beruntun. Mengacu pada data Refinitiv, pukul 07:20 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 4.387/ton atau naik 0,85%.
Namun kemarin, Senin (4/7), harga minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup ambles 7,65% menjadi MYR 4.350/ton (US$985,72/ton) setelah anjlok 4% pada Jumat (1/7).
Harga CPO anjlok kemarin setelah produsen minyak sawit utama yakni Indonesia mengatakan sedang mempertimbangkan kuota ekspor yang lebih besar untuk mengurangi persediaan domestik yang tinggi, di tengah kekhawatiran meningkatnya persediaan CPO di Malaysia. Kondisi ini bisa makin membuat harga semakin anjlok.
"Akan turun lagi kalau suplai minyak nabati lain bagus dan ada indikasi produksi minyak nabati lain bagus," sebut Eddy.
Selain peningkatan produksi, pengusaha juga tengah menyiapkan Langkah lain dalam jembatan distribusi. Selama ini, distribusi ekspor CPO terkendala akibat terbatasnya kapal.
"Sekarang sedang mengupayakan itu, seharusnya beberapa eksportir sudah mendapatkan kapal untuk ekspor di bulan Juli ini," ujar Eddy.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kacau! Ekspor Belum Maksimal, Stok CPO Bakal Rekor Lagi