
Sri Lanka Makin Nelangsa, Warga Mengular "Nginep" di SPBU
Sri Lanka makin nelangsa. Demi mendapat BBM, warga harus rela menginap di sebuah SPBU yang berada di ibu kota Kolombo.

Warga memasak makanan dengan tungku kayu di luar rumah susunnya di Kolombo, Sri Lanka, Senin (4/7/2022). Sri Lanka kini berada di ujung tanduk. Negara di Asia Selatan itu hanya memiliki sisa bahan bakar kurang dari satu hari. Hal ini disampaikan Menteri Tenaga dan Energi Kanchana Wijesekera pada Minggu (3/7/2022). (Photo by Thilina Kaluthotage/NurPhoto via Getty Images)

Wijesekera mengatakan cadangan bensin sekitar 4.000 ton, tepat di bawah konsumsi satu hari, ketika antrian mengular melalui kota utama Kolombo selama beberapa kilometer. (Photo by -/AFP via Getty Images)

Sementara akibat kekurangan uang, otoritas juga memperpanjang penutupan sekolah karena tidak ada cukup bahan bakar bagi guru dan orang tua untuk mengantar anak-anak ke ruang kelas. Sebagian besar SPBU bahkan tanpa bahan bakar selama berhari-hari, sehingga transportasi umum terhenti. (Photo by Pradeep Dambarage/NurPhoto via Getty Images)

Demi mendapat BBM, warga harus rela menginap di sebuah SPBU yang berada di ibu kota Kolombo. Diketahui, antrean untuk mendapatkan bahan bakar di sebuah SPBU di Sri Lanka bahkan tampak mengular hingga sepanjang 2 km. Ada empat antrean paralel, satu untuk mobil, satu untuk bus dan truk, serta dua lagi untuk sepeda motor dan tuk-tuk. (Photo by Akila Jayawardana/NurPhoto via Getty Images)

Sebelum mendapatkan bahan bakar, mereka yang antre harus memiliki token. Rata-rata SPBU mengeluarkan 150 token sekaligus. Beberapa SPBU di Sri Lanka hanya memasok ke layanan penting seperti perawatan kesehatan, distribusi makanan dan transportasi umum. (Photo by Pradeep Dambarage/NurPhoto via Getty Images)

Pekan lalu, Sri Lanka mengumumkan penghentian dua minggu untuk semua penjualan bahan bakar kecuali untuk layanan penting guna menghemat bensin dan solar untuk keadaan darurat. (Photo by ISHARA S. KODIKARA/AFP via Getty Images)