Banjir Pesanan Eropa, Target Produksi Batu Bara RI Siap Naik?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi batu bara pada tahun ini mencapai 663 juta ton. Di tengah adanya potensi penambahan ekspor untuk kebutuhan negara Eropa, pemerintah kabarnya akan mengerek produksi batu bara.
Staf Khusus Menteri ESDM, Irwandy Arif mengatakan bahwa, target produksi batu bara Indonesia sampai akhir tahun men capai 663 juta ton. Pemerintah akan membuka kesempatan kenaikan produksi apabila ada hal yang dianggap positif bagi negara.
"Kenaikan (produksi) terutama diberikan kepada perusahaan yang patuh dalam memenuhi DMO (Domestik Market Obligation) dan diberikan kesempatan dalam merevisi RKAB," ungkap Irwandy kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Irwandy mengingatkan bahwa kenaikan produksi batu bara saat ini tidak mudah. Hal itu lantaran terganjal pembelian alat berat yang mana pembelian harus memesan selama dua tahun.
"Ini pelik karena demand bertambah, tapi salah satu penopang mempunyai keterbatasan untuk meningkatkan produksi," tandas Irwandy.
Mengacu data MODI Kementerian ESDM, sampai pada 28 Junin 2022, produksi batu bara Indonesia sudah mencapai 294,37 juta ton atau 44,40% dari target 663 juta ton. Adapun penjualan batu bara sudah mencapai 185,83 juta ton.
Irwandy sebelumnya juga bilang, bahwa terdapat empat negara di Eropa telah melirik untuk membeli batu bara asal Indonesia. Adapun keempat negara tersebut diantaranya yakni Jerman, Spanyol, Italia, dan Belanda.
Keempat negara tersebut baru sebatas penjajakan awal. Sehingga belum diketahui secara pasti berapa volume produksi yang akan digenjot Indonesia untuk memenuhi batu bara yang diminta oleh negara-negara tersebut.
Seperti contoh, kata Irwandy adalah Jerman, yang mana Jerman meminta pasokan batu bara dari Indonesia sebanyak 5 - 6 juta ton. "Pada penjajakan baru 1 juta ton. Jadi kita tidak bisa memprediksi bisa mengambil itu. Ini masih dalam tahap penjajakan, kalau kita lihat strategi ekspor batu bara Indonesia lebih baik ke pasar Asia Tenggara dan Asia pada umumnya," tandas Irwandy.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan bahwa kegiatan jual beli batu bara oleh negara-negara Eropa itu dilakukan secara Bussines to Bussines (B to B).
"Kami mendengar sudah ada beberapa cargo ke beberapa negara Eropa. Yang saya dengar ya sudah ada ke Jerman ke Polandia," terang Hendra kepada CNBC Indonesia, Senin (4/7/2022).
Karena bersifat B to B, Hendra tidak mengetahui berapa detil pengiriman kargo batu bara ke negera-negara tersebut. Ia menggambarkan bahwa satu kapal Panamax bisa memuat sebanyak 70 ribu ton batu bara dan Supramax bisa mencapai 40-50 ribu ton batu bara.
"Harusnya Kemendag punya datanya, mungkin aja ada yang ke negara lain ya (Selain Jerman dan Polandia)," tandas Hendra.
(pgr/pgr)