Internasional

Singapura Yakin Terhindar dari Resesi, tapi...

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 04/07/2022 16:00 WIB
Foto: Orang-orang berjalan di distrik Kreta Ayer Singapura, yang dikenal sebagai Chinatown. (NurPhoto via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Singapura optimistis ekonomi negara itu tak akan mengalami resesi atau stagflasi pada tahun depan. Namun, mereka memprediksi akan ada goncangan yang kuat dalam perekonomian ke depan.

Dalam sebuah keterangan pers, Menteri Perdagangan dan Industri Alvin Tan mengatakan ekonomi negara itu akan tetap terus tahan meski diterpa inflasi yang tinggi. Ia bahkan menegaskan bahwa perekonomian akan tumbuh 3% hingga 5% pada tahun ini.

"Meski demikian bahwa risiko signifikan tetap ada dalam ekonomi global, seperti eskalasi lebih lanjut dalam konflik Rusia-Ukraina, gangguan pasokan global yang lebih parah, pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan di negara maju, dan pandemi Covid-19," ujarnya di depan parlemen negara itu sebagaimana dikutip Channel News Asia, Senin (4/7/2022).


"Singapura, sebagai ekonomi kecil dan terbuka, tidak dapat diisolasi dari perkembangan yang semakin menantang di lingkungan eksternal."

Inflasi Singapura sendiri dipicu oleh kenaikan signifikan harga bahan makanan dan energi. Data terakhir menunjukkan inflasi di negara itu telah mencapai 5,6% pada Mei dan 5,4% pada April. Inflasi inti, yang tidak termasuk biaya transportasi dan akomodasi pribadi, naik dari 3,3% pada April dan 3,6% pada Mei.

Untuk perkiraan setahun penuh pada 2022, pihaknya memprediksi inflasi terjadi pada kisaran 4,5 hingga 5,5% untuk inflasi utama, sementara inflasi inti diperkirakan berada di antara 2,5 dan 3,5%.

"Inflasi kemungkinan akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang tetapi akan mulai melambat menjelang akhir tahun jika tekanan inflasi eksternal mereda," ujar Tan lagi.

"Meskipun inflasi meningkat, aktivitas ekonomi di Singapura tetap bertahan sejauh ini."

Mengenai masalah kenaikan suku bunga global, Tan menyebut bank sentral di banyak negara telah mulai menaikkan suku bunga sebagai cara untuk memerangi lonjakan inflasi. Oleh sebab itu, suku bunga antar bank domestik Singapura juga meningkat.

"Karena suku bunga global dapat meningkat lebih lanjut, bisnis dan rumah tangga harus mengingat kenaikan biaya pinjaman ketika membuat keputusan pinjaman," terangnya.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo & PM Singapura Bahas Investasi & Kolaborasi Ekonomi