Pandemi Covid-19 Sudah Usai? Cek Dulu Datanya!

Maesaroh, CNBC Indonesia
Minggu, 03/07/2022 13:20 WIB
Foto: Infografis/Ekonomi RI Melesat di Tengah Hadangan Omicron/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia belum mereda. Tambahan kasus baru pada sepekan terakhir mencapai 14,9%.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus Covid-19 selama sepekan terakhir (26 Juni-2 Juli 2022) mencapai 13.578, naik 14,9% dibandingkan pekan sebelumnya (19-25 Juni 2022) yang tercatat 11.817. Artinya, kasus Covid-19 di Indonesia selalu meningkat dalam lima pekan terakhir.

Sepanjang Selasa hingga Jumat pekan ini, tambahan kasus Covid-19 juga selalu melewati 2.000 kasus per hari. Padahal, Indonesia tidak pernah melaporkan tambahan kasus di atas 2.000 per hari sejak 7 April 2022 atau hampir tiga bulan yang lalu.




Tingginya kasus Covid-19 tidak bisa dilepaskan dari masih meningkatnya tambahan kasus yang dilaporkan dari Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Ketiga provinsi tersebut merupakan episentrum gelombang III Covid-19 yang dipicu varian Omicron dan subvarian BA.4, BA.5.

Dalam sepekan terakhir, tambahan kasus Covid di Jakarta mencapai 7.615 atau naik 9,1% dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sementara itu, kasus di Jawa Barat melonjak 34,1% menjadi 2.570.

Kasus Covid-19 di Banten meningkat 10,1% menjadi 1.583 dalam sepekan terakhir.

Lonjakan juga terjadi pada angka positivity rate. Sepekan terakhir, rata-rata positivity rate sepekan terakhir mencapai 3,52%. Level tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada pekan sebelumnya yang tercatat 3,39%.

Pada Senin pekan ini, angka positivity rate bahkan tercatat 4,44% atau mendekati batas aman yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5%.


Kasus kematian pada sepekan terakhir meningkat tipis menjadi 31 jiwa dari pekan sebelumnya yang tercatat 30 jiwa.

Sebagai catatan, kasus Covid-19 melonjak drastis sejak awal Juni seiring masuknya subvarian BA.4, BA.5. Indonesia melaporkan jumlah kasus Covid sebanyak 33.487 pada Juni, atau melesat 309,5% dibandingkan dengan Mei (8.177).

Menyusul kasus Covid-19 yang terus melonjak, pemerintah menarik kebijakan pelonggaran masker di luar ruangan. Masyarakat diminta tetap memakai masker di luar ruangan sebagai bentuk pencegahan penyebaran.

Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, mengatakan memakai masker adalah kebijakan yang paling murah dan mudah dalam menekan penyebaran Covid, terutama subvarian BA.4, BA.5.

Pasalnya, virus varian BA.4, BA.5 berkembang cepat di saluran pernafasan bagian atas dan lebih sering terdeteksi di hidung "Memakai masker dan membatasi kapasitas sangat terbukti bisa menekan kasus," tutur Dicky, kepada CNBC Indonesia.

Dia berharap agar program vaksinasi booster juga terus digalakan sebagai modal imunitas. Pasalnya, subvarian BA.4, BA.5 bisa menginfeksi mereka yang sebelumnya pernah terinfeksi. Subvarian tersebut juga mampu melakukan replikasi dengan cepat dan menyerang mereka yang sudah divaksin.

"Kasus akan naik. BA.4, BA.5 bisa berpotensi menimbulkan gelombang IV. Kalau kita tidak merespon dengan cepat, kita akan keteteran dengan kecepatan virus ini menyebar sehingga kelompok rawan seperti penderita komorbid bisa bergejala," imbuhnya.

Hingga Sabtu (2/7/2022), penerima vaksin booster baru mencapai 50,9 juta atau 24,4% dari target.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Covid-19 Kian Dianggap Biasa, Masyarakat Diminta Tetap Waspada